SERAYUNEWS – Kegiatan pra-membaca merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan literasi anak.
Tahapan ini berfungsi untuk memperkenalkan konsep dasar membaca secara menyenangkan sebelum anak benar-benar belajar membaca kata atau kalimat.
Dalam proses pra-membaca, anak-anak diajak untuk berinteraksi dengan buku, teks, atau elemen-elemen bahasa melalui aktivitas yang merangsang minat dan pemahaman mereka terhadap literasi.
Yuk, langsung saja simak lima kegiatan pra-membaca yang menyenangkan dan efektif untuk mendukung kemampuan membaca anak.
Pra-membaca adalah tahapan sebelum anak benar-benar mempelajari cara membaca. Pada tahap ini, anak-anak belum diarahkan untuk mengenal huruf atau mengeja kata.
Namun, lebih pada aktivitas yang merangsang perkembangan kemampuan berpikir, mengenali pola bahasa, dan keterampilan observasi.
Kegiatan pra-membaca bertujuan untuk mempersiapkan otak dan persepsi anak terhadap konsep-konsep dasar yang akan mereka butuhkan saat memulai proses membaca.
Kegiatan pra-membaca mencakup berbagai aktivitas yang memperkenalkan anak pada bahasa, suara, dan gambar dengan cara yang menyenangkan.
Anak-anak dilatih untuk mengamati ilustrasi dalam buku, yang membantu mereka memahami emosi, karakter, dan konsep-konsep dasar seperti tubuh, ruang, dan waktu.
Ini juga berkontribusi pada pengembangan kemampuan anak dalam membedakan bunyi dan gambar, serta memperluas rentang perhatian mereka.
Mendengarkan cerita adalah kegiatan pra-membaca yang sangat bermanfaat dan disukai anak-anak.
Dengan mendengarkan orang tua atau guru membacakan cerita, anak-anak diajak untuk memahami alur, karakter, dan pesan dari cerita tersebut.
Aktivitas ini juga membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan mendengar, memperkaya kosa kata, dan menumbuhkan rasa cinta pada buku.
Saat mendengarkan cerita, anak-anak juga belajar menghubungkan antara gambar dan kata-kata, yang merupakan dasar penting dalam membaca. Selain itu, mendengar cerita merangsang imajinasi anak.
Ketika anak mendengarkan deskripsi visual atau kejadian dalam cerita, mereka membayangkan apa yang terjadi di dalam pikiran, akhirnya membantu mereka memahami teks secara lebih mendalam.
Bernyanyi juga merupakan aktivitas pra-membaca yang efektif. Lagu-lagu anak dengan lirik sederhana membantu anak-anak mengenali pola bunyi, rima, dan ritme dalam bahasa.
Selain menyenangkan, bernyanyi juga memperkuat hubungan antara suara dan makna, yang sangat penting dalam pembelajaran membaca.
Melalui lagu-lagu, anak-anak belajar mengenal suku kata, perbedaan nada, dan intonasi yang berperan penting dalam membaca nanti.
Lagu dengan lirik berulang, seperti lagu “Twinkle Twinkle Little Star” atau “Cicak di Dinding,” juga membantu anak-anak dalam mengingat kata-kata dan struktur kalimat sederhana.
Hal ini melatih memori dan pemahaman pola bahasa yang kelak dibutuhkan saat mereka mulai membaca.
Kegiatan pra-membaca juga bisa melibatkan latihan mengobservasi, di mana anak-anak diajak untuk memperhatikan detail dari gambar atau objek di sekitar mereka.
Misalnya, mereka dapat diminta untuk mengamati ilustrasi dalam buku cerita dan mengidentifikasi karakter, emosi, atau aktivitas yang sedang berlangsung.
Kegiatan ini melatih anak untuk lebih teliti dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Mengamati ilustrasi dalam buku membantu anak-anak mengenali konsep ruang, emosi, dan karakter, serta meningkatkan rentang perhatian mereka.
Selain itu, kemampuan untuk mengamati secara teliti akan memudahkan mereka dalam memahami kata-kata yang terkait dengan gambar ketika mereka mulai belajar membaca secara mandiri.
Literasi berbasis bermain adalah cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan anak pada konsep membaca.
Melalui permainan interaktif seperti teka-teki kata, permainan peran (role-play), atau menggunakan kartu bergambar yang menyebutkan kata-kata sederhana, anak-anak belajar mengenali simbol-simbol dan asosiasi antara kata dan objek.
Aktivitas ini memadukan elemen bermain dengan pembelajaran, sehingga anak-anak tidak merasa terbebani tetapi tetap mendapatkan manfaat literasi.
Misalnya, Anda dapat membuat permainan dengan menampilkan huruf-huruf di atas balok atau mainan dan meminta anak-anak untuk mencocokkan huruf tersebut dengan gambar atau objek yang dimulai dengan huruf yang sama.
Ini membantu mereka mengenali huruf dan bunyi awal kata, yang menjadi fondasi penting dalam membaca.
Permainan kata berima atau permainan kata-kata dengan pola bunyi yang mirip juga sangat efektif dalam tahap pra-membaca.
Permainan ini melibatkan pengenalan pada kata-kata yang memiliki bunyi yang serupa di akhir, seperti “bola” dan “pola” atau “kucing” dan “pancing.”
Permainan ini membantu anak untuk menyadari pola bunyi dalam bahasa, yang pada akhirnya memperkuat keterampilan fonologis mereka.
Melalui permainan kata berima, anak-anak tidak hanya bersenang-senang tetapi juga melatih kemampuan mereka dalam membedakan bunyi, yang merupakan bagian penting dalam proses membaca.
Memperkenalkan anak pada rima juga membuat mereka lebih mudah mengenali dan memprediksi kata-kata saat mereka mulai membaca.
Demikian lima kegiatan pra-membaca yang menyenangkan, sehingga bisa membuat sang buah hati lebih gembira. Semoga bermanfaat untuk Anda.***