Cilacap, serayunews.com
Acara Thematic Academy Ilmu Teknologi (IT) untuk eks pekerja migran dibuka oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, pada Senin (08/11/2021) di Hotel Fave Cilacap. Acara pembukaan diihadiri Kepala Diskominfo Cilacap M Wijaya, Kepala Disnakerin Cilacap Dikdik Nugraha, Kepala BPSDMP Kominfo Yogyakarta Zulkurnain, Akademisi Unsoed Purwokerto dan 60 peserta eks PMI Cilacap.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, melalui kegiatan tersebut, ilmu yang dimiliki oleh eks pekerja migran semasa bekerja atau menuntut ilmu di luar negeri bisa dikolaborasikan untuk membangun daerah. Menurut Bupati dengan modal pengalaman dan materi bisa dikembangkan dalam bentuk usaha yang mandiri.
“Mempersiapkan mereka menjadi enterpreneur digital dengan mengkolaborasikan keahlian bekerja melalui digital, menjadi wira usaha dengan teknologi, sehingga bisa memangkas jarak dan waktu, siapa yang menguasai informasi ini maka akan sukses,” ujar Bupati usai membuka acara.
Kepala Badan Litbang SDM Kominfo Hary Budiarto, yang hadir secara virtual menyampaikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya mendorong inovasi produk dan pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usaha produktif oleh eks pekerja migran. Targetnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan eks pekerja migran.
“Program ini sebagai upaya mendorong dan membekali peserta untuk menjadi wirausahawan yang memiliki ide ide dalam menjalankan bisnis agar memiliki keterampilan untuk masuk dan menerapkan bisnis digital dengan teknologi informasi,” ujar Hary.
Kepala BPSDMP Kominfo Yogyakarta Zulkurnain mengatakan, pelatihan bertujuan untuk menyiapkan pengusaha tangguh yang memanfaatkan platform digital, serta melatih peserta dalam mengembangkan proses bisnisnya melalui digitalisasi kelembagaan dan manajemen keuangan, pemasaran, serta inovasi produk secara digital.
“Pekerja migran yang pulang ke Indonesia membawa bekal berupa eksperimen, pengalaman kerja yang berbeda disini dan diadaptasikan di daerah, selain itu mereka juga membawa materi, sehingga perlu diarahkan dari pada bigung dalam mengelola keuangannya untuk pengembangan, sehingga tidak habis secara konsumtif,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan Eka Trisna yang merupakan eks pekerja migran asal Desa Adipala telah kembali dari Hongkong sejak beberapa tahun lalu, mengaku terbantu dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan dapat mengembangkan usaha makanan yang sudah dirintisnya tiga tahun terakhir.
“Pelatihan ini sangat membantu dari yang tidak tahu menjadi tahu, tadinya iseng usaha makanan kini sudah diseriusi, untuk bisnis juga sudah masuk, jadi nanti (setelah pelatihan) akan jadi lebih tahu,” ujarnya.