SERAYUNEWS – Skoliosis menjadi kondisi medis yang sering kali dianggap sepele tapi sebenarnya memiliki banyak fakta menarik dan mengejutkan. Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan lengkungan abnormal, dan mungkin beberapa orang tahu sedikit tentang itu.
Ada banyak hal tentang skoliosis yang mungkin belum pernah didengar sebelumnya? Yuk, kita bahas 7 fakta mengejutkan tentang skoliosis yang bisa menambah wawasanmu!
Banyak orang mengira bahwa skoliosis hanya terjadi pada anak-anak atau remaja. Padahal, skoliosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang dewasa dan lansia. Memang benar bahwa skoliosis idiopatik lebih sering ditemukan pada remaja, terutama selama masa pertumbuhan cepat. Namun, skoliosis degeneratif, yang disebabkan oleh penuaan dan kerusakan pada tulang belakang, juga cukup umum pada orang dewasa. Jadi, jangan pernah berpikir bahwa skoliosis hanya masalah anak-anak.
Banyak orang mungkin berpikir bahwa skoliosis selalu disertai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Namun, kenyataannya, banyak orang dengan skoliosis tidak mengalami gejala sama sekali. Lengkungan tulang belakang mungkin tidak cukup parah untuk menyebabkan nyeri atau masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, skoliosis sering kali tidak terdeteksi hingga seseorang menjalani pemeriksaan fisik rutin atau ketika lengkungan mulai terlihat jelas. Menariknya, beberapa orang dengan skoliosis juga melaporkan gejala yang tidak terkait langsung dengan punggung, seperti telapak kaki sakit bagian depan. Meskipun ini tidak umum, tetapi masalah postur yang disebabkan oleh skoliosis bisa mempengaruhi cara seseorang untuk berjalan dan menekan bagian tertentu pada kaki, termasuk telapak kaki.
Ini mungkin salah satu fakta paling mengejutkan tentang skoliosis: sebagian besar kasusnya tidak diketahui penyebab pastinya. Skoliosis idiopatik, yang merupakan jenis skoliosis paling umum, terjadi tanpa alasan yang jelas. Meskipun ada dugaan bahwa faktor genetik bisa berperan, hingga saat ini para ahli masih belum sepenuhnya memahami mengapa skoliosis idiopatik terjadi. Ini membuat penanganan dan pencegahan skoliosis menjadi tantangan tersendiri.
Pada kasus skoliosis yang parah, lengkungan tulang belakang bisa sangat memengaruhi fungsi organ dalam tubuh, terutama paru-paru dan jantung. Jika lengkungan terlalu besar, itu bisa menekan rongga dada dan mengurangi ruang untuk paru-paru mengembang secara optimal. Akibatnya, orang dengan skoliosis parah bisa mengalami kesulitan bernapas atau merasa cepat lelah. Pada beberapa kasus, skoliosis juga bisa menyebabkan masalah jantung karena perubahan pada struktur tubuh yang memengaruhi sirkulasi darah.
Fakta menarik lainnya adalah skoliosis sering kali berhubungan dengan kondisi neuromuskular lainnya, seperti cerebral palsy, distrofi otot, dan spina bifida. Pada kondisi ini, skoliosis biasanya terjadi karena kelemahan otot atau kontrol saraf yang buruk, yang menyebabkan tulang belakang melengkung. Skoliosis yang terkait dengan kondisi neuromuskular sering kali lebih parah dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan skoliosis idiopatik. Penanganannya juga bisa lebih kompleks, karena harus mempertimbangkan kondisi mendasar yang menjadi penyebabnya.
Ini mungkin terdengar mengejutkan, tapi tidak semua skoliosis memerlukan penanganan medis aktif. Dalam banyak kasus, terutama pada anak-anak dan remaja dengan skoliosis ringan, dokter mungkin hanya akan memantau perkembangan lengkungan tanpa melakukan intervensi. Ini disebut dengan “watchful waiting” atau pengawasan aktif. Selama lengkungan tidak bertambah parah dan tidak menyebabkan gejala yang mengganggu, tindakan lebih lanjut mungkin tidak diperlukan. Namun, jika skoliosis berkembang, dokter bisa merekomendasikan penggunaan korset atau bahkan operasi.
Fakta terakhir yang perlu diketahui adalah bahwa skoliosis tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, ini bukan berarti seseorang tidak bisa hidup dengan skoliosis dan menjalani kehidupan yang normal. Dengan penanganan yang tepat, skoliosis bisa dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Penanganan skoliosis bisa meliputi penggunaan korset, fisioterapi, dan dalam beberapa kasus, operasi. Kunci dari penanganan skoliosis adalah deteksi dini dan pendekatan yang tepat sesuai dengan tingkat keparahan dan kebutuhan individu.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal didiagnosis dengan skoliosis, penting untuk tetap tenang dan mencari informasi yang akurat. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Skoliosis adalah kondisi yang lebih kompleks dari yang mungkin dibayangkan. Dengan memahami fakta-fakta ini, seseorang bisa lebih siap untuk menghadapi skoliosis, baik untuk dirimu sendiri maupun orang-orang terdekat. Meskipun skoliosis tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, dengan penanganan yang tepat, seseorang bisa tetap menjalani kehidupan yang aktif dan sehat. Jadi, jangan biarkan skoliosis menghalangimu untuk menikmati hidup! Tetap semangat dan selalu jaga kesehatan punggungmu, ya!