SERAYUNEWS – Jemaah haji Indonesia sudah mulai melaksanakan pemberangkatan ke Arab Saudi pada Minggu (12/5/2024). Hal tersebut sekaligus menandai mulainya ibadah Haji 1445 Hijriah/2024 Masehi.
Seperti kita ketahui bersama, pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 241.000 jemaah. Ini terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Berdasarkan data Kemenag, tahun ini ada sekitar 45.000 jemaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas. Di tengah cuaca panas Tanah Suci, jemaah perlu menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat.
Adapun menurut catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan jemaah haji alami saat berada di Tanah Suci.
“Ada beberapa penyakit yang sering dialami jemaah haji, yaitu: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), akibat kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah.” ungkap Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana, di Madinah, serayunews.com mengutip dari laman Kemenag, Senin (13/5/202).
“Gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai,” tambahnya.
Selain itu, dokter yang memiliki sapaan akrab dr. Leks ini menyebut bahwa dehidrasi menjadi risiko yang serius terutama jika jemaah tidak cukup minum air.
“Hal ini karenakan cuaca panas di Makkah dan Madinah,” tutur dr. Leksmana.
Ia menambahkan, penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembaban yang tinggi.
“Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi.” ujarnya.
Tak hanya itu, juga ada penyakit kronis yang bisa jadi jemaah alami. Kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung bisa menjadi lebih sulit pengontrolannya karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.
“Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah,” terang dr. Leks.
Oleh sebab itu, dr. Leks merekomendasikan beberapa obat untuk jemaah haji bawa:
1. obat antidiare;
2. obat pencernaan;
3. obat pereda nyeri;
4. obat alergi;
5. obat untuk asalah kulit;
6. obat flu dan batuk; dan
7. obat Pribadi, obat-obatan penyakit bawaan yang biasa jemaah konsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu. Misalnya, obat untuk tekanan darah tinggi, penyakit gula, jantung atau kondisi medis lainnya.
Itulah beberapa obat-obatan dalam pelaksanaan ibadah haji yang harus jemaah persiapkan.***