SERAYUNEWS – Pelaksanaan ibadah Haji 1446 Hijriah/2024 Masehi telah resmi dimulai dengan keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama pada Minggu (12/5/2024). Sementara itu, sebanyak 7.206 jemaah haji asal Indonesia tiba di Kota Nabi.
Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH, dr. Leksmana Arry Chandra, dalam keterangan resminya dari Madinah, Minggu (12/5/2024), mengatakan bahwa ada imbauan yang wajib jemaah patuhi.
Imbauan tersebut berupa berjalan dengan kaki dengan alas. Mengapa demikian? Sebab suhu di Madinah mencapai 40 derajat dan saat siang pelataran masjid Nabawi sangat panas. Oleh karena itu, petugas mengimbau para jemaah untuk terus menggunakan alas kaki.
“Jika jemaah berjalan tanpa alas kaki di pelataran yang panas, sangat berrisiko kakinya melepuh,” ungkap dr. Leksmana Arry Chandra, serayunews.com mengutip dari laman Kemenag.
Menurutnya, pria yang memiliki sapaan akrab dr. Leks itu menyebutkan bahwa terkadang ada kejadian jemaah lupa letak sandalnya saat di Masjid Nabawi.
Untuk menghindari hal itu, sebaiknya jemaah membawa plastik. Dia bisa memasukkan sandal ke plastik dan bawa saat masuk ke Masjid Nabawi.
“Bawa plastik untuk tempat menyimpan sandal,” pesan dr. Leks.
Selanjutnya, Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), kata dr. Leks, terus berjaga dan berkeliling di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Mereka juga berkeliling ke sektor hotel jemaah.
Tujuannya, bukan lain adalah untuk melakukan upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, dan rehabilitasi.
“Misalnya, menyiapkan sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan jemaah haji, seperti kursi roda dan sandal buat jemaah yang membutuhkan. PKP3JH siap bantu jemaah,” sebutnya.
Sebagai informasi, Tim PKP3JH beranggotakan gabungan tenaga medis. Mereka bertugas di lapangan, baik seksus (sektor khusus) Makkah maupun seksus Madinah.
Mereka bisa Anda mintai bantuan dan konsultasi pengobatan, serta perawatan, termasuk juga mengatasi kaki melepuh.
“Cuaca diperkirakan akan semakin panas jelang puncak haji, bisa mencapai 48-50 derajat celsius. Jemaah diimbau menghindari cuaca panas, banyak minum air putih agar tidak terjadi heatstroke atau serangan panas,” terangnya.
Bagi jemaah yang memiliki gangguan kesehatan terkait pernafasan, dr. Leks mengimbau untuk mempersiapkan obat-obatan yang biasa dia konsumsi.
Apabila kondisinya membutuhkan penanganan medis, segera konsultasikan ke petugas kesehatan kloter.***