Kebasen, Serayunews.com- Meski Indonesia telah merdeka selama 75 tahun. Namun, sejumlah petani di Desa Mandiracan, Kecamatan Kebasen merasa mereka belum merdeka. Karena masih banyak permasalah yang belum terselesaikan hingga kesejahteraan petani yang belum seusai harapan.
Seperti menurut penuturan Paguyuban Tani Desa Mandiracan, Sudirno dimoment HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-75 ini, para petani kesejahteraannya dapat lebih diperhatikan.
“Terlebih lagi saat pandemi Covid-19 ini, para petani juga ikut terkena dampaknya,” kata dia, Senin (17/8).
Meski demikian, mereka tetap ikut merayakan HUT RI dengan cara yang cukup unik, yakni menggelar upacara bendera sekaligus memanen padi. Dimana sebelum menggelar upacaya bendera, mereka terlebih dahulu memanen padi, hingga sekitar pukul 09.00 WIB, disaat sawah yang sudah rata mereka menggelar upacara bendera.
Menurut Pemimpin balai Pustaka Rumah Karya dan Budaya sekaligus koordinator acara, Nasirun Wijaya, ada 60 peserta yang megnikut upacara tersebut, dengan terbagi atas kelompok petani Kalibacin sebanyak 20 orang, Macapat Pangastawa 15 orang, dan ibu-ibu Gubrek Lesung Pangastuti sebanyak 25 orang.
“Kemerdekaan bukan hanya para pejuang yang bersenjata saja, tetapi para petani juga pejuang. Prajurit dibantu para petani, mereka tidak mungkin bisa bergerilya tanpa logistik dari petani,” ujar dia.
Dirinya beranggapan bahwa petani merupaka salah satu faktor yang membantu sekaligus menentukan kemerdekaan bagi Indonesia. Namun, sayangnya saat ini para petani masih susah dan belum merderka sepenuhnya.
“Ketika mereka membutuhkan pupuk harganya tinggi, ketika panen datang impor juga datang, penai belum merdeka,” katanya.