SERAYUNEWS – Empat orang petani gula kelapa atau Penderes, di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, terjatuh dari pohon saat melakukan rutinitasnya. Kejadian tersebut menambah rentetan peristiwa yang dialami oleh penderes.
“Ini belum sebulan, kalau secara akumulatif angka per tahun yang mengalami kecelakaan kerja saat memanjat pohon sangat banyak. Saat musim hujan bisa dalam sehari terjadi beberapa kecelakaan kerja,” kata Pegiat sosial Banyumas, Yuni Hasta, Kamis (07/08/2025).
Hal tersebut menjadi bukti perbedaan penderes dengan petani pada umumnya. Nasib, risiko, dan bahkan penghasilan mereka berdiri di kategori yang sama sekali berbeda, melukiskan ironi di balik manisnya gula yang mereka hasilkan.
Perbedaan paling mencolok dan tak terbantahkan terletak pada risiko kerja. Jika petani padi atau sayuran menghadapi risiko gagal panen akibat kekeringan atau serangan hama. Petani gula kelapa menghadapi ancaman kecelakaan fatal setiap kali mereka bekerja.
Setiap hari, sebelum fajar menyingsing, seorang penderes nira harus memanjat puluhan pohon kelapa dengan ketinggian rata-rata 15-25 meter. Mereka melakukannya dua kali sehari, pagi dan sore, untuk menyadap nira dan mengambil wadah yang telah terisi.
Secara nasib, petani gula kelapa sering berada dalam posisi yang lebih rentan. Berbeda dengan petani komoditas strategis seperti padi yang kadang mendapat subsidi pupuk atau bantuan pemerintah, para penderes nira jarang tersentuh program serupa.
Yuni mengatakan bahwa sejauh ini bantuan yang diberikan kepada para korban berupa layanan kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan bantuan logistik dari Palang Merah Indonesia (PMI), berupa bahan makanan.
Namun, banyak penderes yang belum tercover asuransi maupun tidak memiliki KIS yang aktif. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai kejelasan prosedur dan pemerataan jaminan sosial bagi para penderes yang notabene bekerja dengan risiko tinggi.
“Banyak penderes yang tidak memiliki kartu asuransi kerja atau KIS yang aktif. Bahkan ada yang sama sekali belum pernah menerima bantuan, padahal mereka bekerja dengan risiko tinggi setiap hari,” katanya.
Empat Penderes yang terjatuh ini, masing-masing yakni;
1. Kamsi (55) – Warga Desa Sudimara. Terjatuh saat memanjat pohon kelapa pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 09.30 WIB. Mengalami luka dalam serius dan dirawat di RS Hermina.
2. Cartim Ali Mashuri (54) – Warga Desa Sokawera. Terjatuh saat menderes pada Senin, 28 Juli 2025 pukul 09.00 WIB.
Mengalami luka dalam serius dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
3. Ratam (53) – Warga Desa Batuanten.
Terjatuh saat bekerja pada Rabu, 30 Juli 2025 pukul 15.45 WIB.
Menderita patah tulang belakang dan kini dirawat di RS Siaga Medika.
4. Arif Sa’bani (50) – Warga Grumbul Kalipancur Wetan, Desa Rancamaya.
Terjatuh saat menderes pada Minggu, 3 Agustus 2025 pukul 17.30 WIB.
Mengalami luka dalam cukup serius dan dilarikan ke Rumah Sakit Islam.
Berdasarkan catatan Pemkab Banyumas, terdata ada sekitar 14 ribu warga Banyumas yang bermatapencaharian sebagai Penderes. Tetapi, samapi saat ini baru sekitar 7000 penderes belum terdaftar jaminan sosial ketenagakerjaan.
Bupati Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, akan mengeluarkan surat imbauan kepada perusahaan. Dia akan mengajak para pengusaha, khususnya perusahaan eksportir gula kristal, dan koperasinya untuk mendaftarkan penderes, sebagai mitranya, mendapatkan jaminan sosial.
“Khususnya para perusahaan yang mengekspor gula kristal, setidaknya mereka menjamin para penderes mitra binaannya tercover BPJS ketenagakerjaan,” kata dia.
Bulan Juni lalu, tepatnya hari Rabu tanggal 18, telah diserahkan kartu BPJS Ketenagakerjaan, kepada 97 Penderes anggota Koperasi Produsen Integrasi Petani Organik (Kopipo).
Selain itu diserahkan juga santunan kematian kepada ahli waris, peserta petani penderes di Kabupaten Banyumas yang meninggal dunia.
Mereka adalah Almarhum Darisun, Pekerja Petani Gula Semut Kopipo, Almarhum Narwin Petani Penderes Binaan PT. Coco Sugar Indonesia, Almarhum Dartim Petani Penderes Binaan Baznas Kabupaten Banyumas dan Almarhum Ahmad Ridovi dengan Santunan Kecelakaan Kerja dan Beasiswa antara Rp143 juta hingga Rp235 juta rupiah.
Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Kepala Bagian Kesra Setda Banyumas Wakhyono, didampingi oleh Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Muhammad Romdhoni, Ketua Baznas Khasanatul Mufidah dan undangan lainya.
“Hari ini anggota kami menerima 97 Kartu BPJS serta anggota kami atas nama Dasirun Dul Mungin dengan dengan santunan sebesar Rp149.500.000,- dengan rincian santunan jaminan kecelakaan kerja Rp70.000.000,- dan beasiswa maksimal Rp79.500.000 diserahkan kepada istrinya Soliah,” kata Wahyono.