Cilacap, serayunews.com
Kondisi tanggul Pantai Lengkong dan Pantai Kemiren di Cilacap semakin kritis dan mengkhawatirkan. Terlebih ada dua titik tanggul dengan panjang sekitar 500 meter jebol setelah diterjang gelombang pasang air laut pada bulan Oktober lalu.
Akibat tanggul jebol tersebut, genangan air sempat meluap hingga area persawahan dan merusak sejumlah kolam tambak udang milik petani setempat.
Titik tanggul yang jebol juga semakin mengkhawatirkan, sebab abrasi semakin parah. Bahkan sebuah bangunan (Posko) bagi nelayan lengkong yang berada di tanggul, terpaksa dirobohkan karena membahayakan akibat tergerus air laut.
Tak hanya itu, permukiman warga yang tinggal dekat dengan tanggul juga was-was, apabila ombak besar meluap dan masuk ke permukiman mereka. Dikarenakan tanggul darurat hingga saat ini belum juga di bangun.
“Kita sudah mengusulkan (tanggul darurat) melalui surat Bupati, baik ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak yang mempunyai kewenangan maupun ke Kementerian PUPR,” ujar Saeful Hidayat selaku Kepala Dinas PSDA Cilacap, saat meninjau tanggul jebol di Pantai Lengkong, Kamis (04/11/2021).
Menurut Saeful, untuk mempercepat penanganan tanggul darurat tersebut, Bupati dan Dandim Cilacap mendatangi kantor BBWS Serayu Opak untuk membahas lebih lanjut tanggul yang jebol tersebut.
“Langkah ini mendapat respon dan akan ditindaklanjuti dengan penanganan darurat yang akan kami laksanakan, dengan bahan bio bag dari BBWS sudah ada, kini tinggal persiapan bambu untuk trucuk supaya bisa membantu menahan tanggul darurat. Untuk pelaksanaanya nanti, BBWS akan mengirim 2 unit exavator,” ujarnya.
Lebih lanjut Saeful menyampaikan, tanggul darurat akan dibangun dengan bio bag dan diperkuat dengan trucuk bambu, diperkirakan mampu menahan gempuran gelombang air laut, namun hanya bisa bertahan maksimal jangka waktu satu tahun.
Meski demikian, Dinas PSDA juga sudah mengajukan penanganan tanggul permanen di 7 titik, mulai dari wilayah Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) ke arah timur hingga Dusun Winong.
“Untuk bangunan permanen kami sudah mengusulkan ada sejumlah 7 titik rawan, mudah-mudahan bisa dilaksanakan tahun 2022. Teknis konstruksinya nanti oleh BBWS Serayu Opak, DED sedang proses. Penanganan konstruksi berbentuk tanggul menggunakan konstruksi kuat untuk menahan ombak,” katanya.