SERAYUNEWS- Partai Demokrat (PD) sebelum mendukung Prabowo-Gibran berada di Koalisi Perubahan. PD keluar dari Koalisi Perubahan kala Anies memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkit kembali hal ini.
Menurut AHY, PD keluar dari Koalisi Perubahan yang mengusung Anies karena mengalami perlakuan yang tak bermoral dan tak beretika.
“Berkaitan dengan hal ini, saya juga meyakini, masyarakat mengetahui bahwa mengapa Demokrat tidak lagi berada di koalisi yang lama. Ini terjadi, karena perlakuan kepada Partai Demokrat, yang sungguh tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan etika yang sepatutnya,” kata AHY saat pidato politik, Sabtu (13/1) malam.
PKS yang sejak awal berada di Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan buka suara atas pernyataan AHY.
“Harusnya cerita lama jangan diulang, sebagai anak muda kita songsong masa depan, jangan lagi menengok ke belakang,” kata Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal kepada wartawan, Minggu (14/1/2024).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, melihat pidato AHY yang galau terkait posisi politik Demokrat.
“Pidato yang terlihat galau, terutama dari positioning politik Demokrat. Satu sisi Demokrat hati dan pikirannya penuh dengan semangat perubahan, selalu mengambil jarak berseberangan dengan Jokowi, tapi sisi lainnya Demokrat harus berkompromi dengan realitas politik mendukung Prabowo-Gibran yang notabenenya adalah replika politik Jokowi,” kata Adi kepada wartawan, Sabtu (13/1/2024).
Demikian pidato Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, tentang alasan keluar dari Koalisi Perubahan.