SERAYUNEWS– Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas mencatat, angka pengangguran di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih tinggi. Tercatat, di tahun ini jumlah penganggur masih ada sebanyak 52.000 orang.
Kepala Dinnakerkop UKM Banyumas, Wahyu Dewanto mengungkapkan, pemerintah kabupaten terus berupaya menekan angka pengangguran yang masih tinggi tersebut. Saat ini, tercatat angkatan kerja di Kabupaten banyumas jumlahnya mencapai sebanyak 860.000 orang.
Dia menjelaskan, angkatan kerja merupakan penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Berdasarkan ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun sampai 65 tahun.
“Di Kabupaten Banyumas jumlah angkatan kerja ada sebanyak 860.000 orang. Angkatan kerja adalah penduduk di Kabupaten Banyumas yang usia produktif, yang berpotensi untuk bekerja. Kecuali usia produktif yang sedang menempuh jenjang pendidikan, mereka belum masuk angkatan kerja,” ujarnya Rabu (1/11/2023).
Dia mencontohkan, anak usia produktif baik usia 17 sampai 21 tahun, tetapi mereka masih sedang menempuh jalur pendidikan. Mereka tidak termasuk sebagai angkatan kerja. Namun demikian, setelah mereka lulus, baik di SMA, SMK, atau perguruan tinggi, mereka menjadi bagian dari angkatan kerja.
Jika mereka yang lulus belum mendapat pekerjaan, mereka masuk angkatan kerja yang masih menganggur. Dengan terus banyaknya lulusan, namun mereka belum mendapatkan pekerjaan, otomatis menyebabkan angka pengangguran di daerah menjadi tinggi. “Di Banyumas masih ada 52.000,” beber dia.
Wahyu Dewanto menjabarkan ada empat kriteria pengangguran. Pertama, orang-orang yang sedang tidak bekerja, tetapi sedang bekerja keras mencari pekerjaan. Kedua, orang-orang yang sedang tidak bekerja, tetapi sedang berusaha membuat lapangan usaha.
Ketiga, orang-orang yang mau bekerja namun terpaksa tidak bekerja. Contohnya mereka yang merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan lainnya. Keempat orang-orang yang tidak bekerja, tetapi tidak mau mencari pekerjaan. “Jangan sampai orang Banyumas punya mindset seperti ini,” pintanya.
Untuk menekan angka pengangguran, ada berbagai upaya, seperti halnya menggelar job fair atau bursa kerja. Selain dengan anggaran pemerintah, pihaknya berupaya menggandeng instansi lain, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan lainnya untuk menggelar job fair.
Selain itu, berbagai upaya pelatihan dan pendampingan juga terus berjalan agar masyarakat terus produktif. Seperti halnya dengan membekali generasi muda dengan pelatihan-pelatihan yang harapannya mereka bisa lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan wirausaha sendiri, atau bekerja di tempat lain.