SERAYUNEWS – Saat memasuki Bulan Suci Ramadan, umat Islam sering mendengar istilah “imsak“. Namun, tidak sedikit yang masih bingung mengenai makna dan batasan waktunya.
Apakah imsak berarti waktu berhenti makan dan minum? Ataukah masih diperbolehkan sahur hingga azan Subuh?
Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian, waktu, serta hikmah imsak dalam Islam, disertai dalil-dalil Al-Qur’an dan hadis yang relevan.
Imsak berasal dari bahasa Arab “imsāk” (إمساك) yang berarti menahan diri. Dalam konteks puasa Ramadan, imsak merujuk pada waktu menjelang Subuh ketika umat Islam dianjurkan untuk mulai berhati-hati dalam makan dan minum sebelum memasuki waktu puasa secara resmi, yaitu saat azan Subuh berkumandang.
Imsak bukanlah waktu wajib berhenti makan, melainkan tanda kehati-hatian agar seseorang tidak makan hingga melewati batas waktu Subuh.
Allah SWT berfirman:
Teks Arab:
وَكُلُوا۟ وَاشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ
Latin:
“Wa kuluu wasyrabuu hattaa yatabayyana lakumul-khoythul-abyadhu minal-khoythil-aswadi minal-fajri tsumma atimmush-shiyama ilal-layl.”
Artinya:
“Makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Penjelasan:
Ayat ini menunjukkan bahwa batas akhir waktu sahur adalah saat fajar tiba, bukan waktu imsak. Oleh karena itu, imsak bukanlah batas akhir sahur secara syar’i, tetapi lebih kepada anjuran untuk bersiap-siap memasuki waktu Subuh.
Dalam jadwal imsakiyah, waktu imsak biasanya ditetapkan 10 menit sebelum azan Subuh. Namun, dalam hukum Islam, seseorang masih diperbolehkan makan dan minum hingga azan Subuh berkumandang.
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
Teks Arab:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Latin:
“Tasahharū fa-inna fis-sahūri barakah.”
Artinya:
“Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Selain itu, dalam hadis lain dari Zaid bin Tsabit RA, beliau berkata:
Teks Arab:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Latin:
“Tasahharnā maʿan-Nabiyyi ﷺ, tsumma qāma ilas-salāti, qultu: Kam kāna baynal-adhāni was-sahūr? Qāla: Qadru khamsīna āyah.”
Artinya:
“Kami makan sahur bersama Nabi ﷺ, kemudian beliau bangkit untuk shalat (Subuh). Aku bertanya, ‘Berapa lama antara sahur dan azan?’ Beliau menjawab, ‘Kira-kira bacaan 50 ayat’.” (HR. Bukhari & Muslim)
Penjelasan:
Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa imsak bukanlah waktu wajib berhenti makan, melainkan hanya sebagai pengingat agar tidak terlambat hingga masuk waktu Subuh.
Imsak membantu umat Islam agar tidak melewati batas waktu sahur yang telah ditentukan, sehingga mereka dapat berpuasa sesuai dengan tuntunan syariat.
Dengan adanya imsak, umat Islam memiliki waktu untuk menyelesaikan makan sahur, berdoa, dan mempersiapkan diri untuk shalat Subuh dengan lebih tenang.
Rasulullah SAW menganjurkan agar sahur dilakukan di akhir waktu. Dengan adanya imsak, kita bisa lebih disiplin dalam mengatur waktu makan dan ibadah.
Imsak dalam Ramadan bukanlah batas akhir makan sahur secara mutlak, melainkan sebagai tanda kehati-hatian sebelum masuk waktu Subuh. Umat Islam tetap diperbolehkan sahur hingga azan Subuh berkumandang.
Dengan memahami makna imsak secara benar, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Tips: Untuk memanfaatkan waktu sahur dengan baik, sebaiknya berhenti makan beberapa menit sebelum azan Subuh dan menggunakan waktu tersisa untuk berdoa serta memperbanyak istighfar.
Semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan memperdalam pemahaman kita tentang ibadah puasa di bulan Ramadan.
Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua. Aamiin.***