SERAYUNEWS – Kabar duka datang dari dunia gulat profesional.
Terry Brunk, atau yang lebih dikenal dengan nama ring-nya, Sabu, telah menghembuskan napas terakhirnya pada usia 60 tahun.
Ia dikabarkan meninggal pada tanggal 11 Mei 2025.
Kabar ini sontak mengejutkan banyak pihak, terutama para penggemar gulat hardcore yang mengenalnya lewat laga-laga brutal dan ikonik di Extreme Championship Wrestling (ECW) dan World Wrestling Entertainment (WWE).
Sabu bukan hanya seorang pegulat biasa.
Ia dikenal luas sebagai pionir dalam gaya bertarung ekstrem, penuh risiko, dan penuh inovasi.
Bahkan, dalam dunia gulat profesional, ia kini dianggap simbol bagi gaya bertarung yang menggabungkan keberanian, kreativitas, dan ketahanan fisik luar biasa.
Sampai saat ini, penyebab pasti meninggalnya Terry Brunk alias Sabu masih belum diungkap ke publik.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga maupun manajemen yang menjelaskan detail medis atau penyebab utama kematiannya.
Namun, banyak yang mengetahui bahwa Sabu telah menjalani berbagai cedera sepanjang kariernya akibat gaya bertarung ekstrem yang ia pilih.
Meskipun begitu, tidak bisa dipastikan apakah hal tersebut berkaitan langsung dengan wafatnya.
Yang pasti, duka mendalam mengalir dari berbagai penjuru dunia, baik dari sesama pegulat, promotor gulat, maupun para penggemar setianya.
Kepergian Sabu terjadi tidak lama setelah ia tampil dalam pertandingan terakhirnya.
Beberapa pekan sebelum wafat, ia mengumumkan pensiun dari dunia gulat dan menutup kariernya dengan laga melawan Joey Janela.
Pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai “retirement match” yang menjadi penutup perjalanan panjang Sabu di ring gulat.
Pertandingan tersebut menjadi momen emosional bagi penggemar dan rekan sesama pegulat.
Tak sedikit yang menilai bahwa Sabu masih tampil dengan semangat membara meski tubuhnya telah melewati berbagai cedera berat selama puluhan tahun kariernya.
Terry Brunk adalah sosok yang memiliki kontribusi besar dalam mempopulerkan gaya gulat ekstrem.
Ia merupakan juara dunia tiga kali dan dikenal karena kemampuannya melakukan aksi berisiko tinggi, termasuk pertandingan dengan kawat berduri yang memicu adrenalin penonton.
Sabu tumbuh besar di lingkungan gulat profesional.
Ia adalah keponakan dari pegulat legendaris The Sheik, dan sejak muda telah ditempa untuk menjadi bintang di ring.
Dalam kariernya, ia pernah bergabung dengan berbagai promotor besar, termasuk Extreme Championship Wrestling (ECW), World Wrestling Entertainment (WWE), dan beberapa promotor independen lainnya.
Di Indonesia sendiri, nama Sabu cukup populer terutama karena aksinya yang disiarkan lewat acara ECW.
Tayangan ini sempat menjadi favorit para penggemar gulat tanah air pada era 2000-an, di mana Sabu tampil dengan gaya bertarung brutal yang berbeda dari pegulat lain.
Karakter unik, penampilannya yang penuh luka, hingga manuver luar biasanya di atas ring, sukses membuat banyak penggemar mengingatnya hingga sekarang.***