SERAYUNEWS – Apa saja nama baju adat Sulawesi Selatan? Baju adat menjadi salah satu kekhasan atau keunikan suatu daerah.
Ada beberapa jenis pakaian adat Sulawesi Selatan. Salah satu yang populer dan dikenal masyarakat adalah baju bodo. Ternyata masih ada jenis pakaian adat lainnya dari provinsi Sulawesi Selatan itu.
Baju adat daerah dapat digunakan untuk berbagai keperluan acara. Misalnya, pernikahan, mengikuti upacara adat, acara penting di daerah dan lainnya.
Bangsa Indonesia patut bangga dengan keanekaragaman budaya dari berbagai daerah. Ragam baju adat ini dipengaruhi oleh keberadaan suku suatu wilayah.
Pakaian adat Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh keberadaan tiga suku besar yang ada provinsi itu, yakni suku Makassar, Suku Bugis, dan suku Toraja.
Setiap suku berusaha menjaga kelestarian adat istiadat leluhur. Salah satunya menggunakan pakaian adat dalam berbagai acara resmi sampai pernikahan. Saat ini, baju adat tidak hanya untuk keperluan pernikahan saja.
Seiring dengan perkembangan zaman pakaian adat menjadi kekayaan fesyen khususnya di Indonesia. Dalam buku Kreatif Tematik untuk SD/MI kelas V halaman 24, pakaian adat merupakan salah satu ciri khas dan identitas yang dimiliki oleh tiap daerah.
Berikut ini berbagai jenis baju adat di Sulawesi Selatan:
Pakaian adat ini paling populer dikenal oleh masyarakat. Baju bodo adalah pakaian adat perempuan Bugis-Makassar. Baju adat ini rupanya sudah ada sejak abad ke-9. Dengan bahan menggunakan kain transparan.
Setelah ada pengaruh Agama Islam masuk, baju adat ini menggunakan bahan yang lebih tebal. Adapun ciri khas Baju Bodo adalah bentuk segi empat yang dipadukan dengan bagian lengan yang pendek.
Kemudian, perempuan akan menggunakan kain sarung dengan motif kotak-kotakn. Warna kainnya juga beragam namun disesuaikan dengan status pemakainya.
Baju bodo berwarna hijau menandakan perempuan yang memakainya berasal dari kalangan bangsawan. Warna putih menandakan pemakai baju dari kalangan pembantu atau dukun.
Baju berwarna ungu menandakan pemakainya merupakan seorang janda. Jika baju bodo berwarna jingga menandakan si pemakai baju memiliki usia 10 tahun. Ketika pemakainya menggunakan baju berwarna merah maka ia berusia 17 tahun.
Sedangkan pakaian adat pria Makkasar disebut baju bella dada. Baju tersebut dengan belahan pada dada, pakainnya berlengan panjang dengan leher berkerah. Kemudian dibbuhi kancing berwarna emas atau perak.
Ada saku pada bagian kanan dan kiri. Sedangkan bagian bawahnya merupakan celana yang disebut paroci yang dibalut dengan sarung atau disebut lipa’ garusu.
Pria Makassar juga mengenakan hiasan penutup kepala yang disebut passapu’. Biasanya warna baju bella dada sangat mencolok, yakni merah atau hijau.
Pakaian adat ini dari suku Toraja yang digunakan oleh para perempuan. Ciri khasnya adalah pakaian berwarna kuning, merah, putih dan lengan pendek.
Ketika memakai baju adat ini dipadukan dengan perhiasan berupa manik-manik di bagian dada. Ada juga yang menggunakan gelang dan ikat kepala atau ikat pinggang yang biasa disebut dengan kandure.
Pakaian adat Sulawesi Selatan dari suku Makassar ini digunakan oleh pria. Baju ini digunakan layaknya jas tetapi bentuk kerah menempel di leher. Sedangkan, bagian depan terbelah dengan kancing berwarna emas sebanyak lima buah.
Pada bagian bawah lengan Baju Tutu terdapat dua buah kancing. Pada saku Baju Tutu biasanya akan diberi hiasan rantai senada dengan kancingnya. Baju Tutu ini akan dipadukan dengan Baju Bella Dada, celana dan sarung maupun lipa’ garusuk.
Kemudian penutup kepala menggunakan songkok dengan motif berwarna emas pada bagian samping sebagai penanda status sosial.
Pakaian adat ini digunakan oleh perempuan bangsawan di Kerajaan Luwu. Namun, saat ini bisa digunakan oleh masyarakat berbagai kalangan untuk menghadiri acara resmi atau pernikahan.
Kekhasan baju Labbu adalah terbuat dari kain sutera tipis dan memiliki lengan panjang yang agak ketat. Sedangkan bagian bawah Baju Labbu menggunakan sarung lipa’. Baju Labbu juga memiliki berbagai macam motif seperti corak bunga pada bagian dada dan lengan.
Pakaian adat ini dari suku Mandar, Sulawesi Selatan. Baju ini dari 18 potong kain tetapi ketika digunakan pada acara pernikahan biasanya akan terdiri dari 24 potong kain.
Baju Pattuqduq Towaine terdiri dari beragam jenis seperti Rawang Boko atau baju pokok, Lipaq Saqbe Mandar atau sarung bercorak, Lipaq Aqdi Dirattwe atau sarung khas yang menggunakan rantai, dan juga ada Lipaq Aqdi Dirrater Duatdong atau sarung pada pinggir bawah.
Untuk melengkapinya, ada perhiasan sebagai salah satu bentuk budaya dari suku Mandar. Baju adat ini biasanya digunakan pada acara pernikahan.
Sementara pria suku Mandar menggunakan jas tertutup dari bahan sutera yang lebih sederhana. Pakaian Pattuqduq Towaine untuk pria sengaja dibuat lebih sederhana untuk menunjukkan bahwa seorang laki-laki harus cekatan.
Pakaian adat Sulawesi Selatan ini dari suku Toraja yang dipakai pria. Baju adat Seppa Tallung dipakai berpasangan dengan Baju Pokko.
Demikian jenis baju adat Sulawesi Selatan yang menjadi salah satu bagian dari budaya di Indonesia.
***