SERAYUNEWS – Setiap kali tanggal 27 Mei tiba, linimasa media sosial Indonesia selalu diramaikan oleh satu kalimat unik: “Kami dari 27 bulan Mei, ayo dong bantai kami.”
Bagi yang belum tahu, kalimat tersebut berasal dari lagu underground berjudul “Tongkrongan Kami Sopan” yang kini dikenal luas sebagai lagu “27 Bulan Mei.”
Meski awalnya hanya populer di kalangan terbatas, lagu ini kini viral secara nasional dan menjadi semacam “perayaan tahunan” di dunia maya. Apa sebenarnya isi dan makna lagu ini? Mengapa selalu trending tiap 27 Mei?
Lagu ini berasal dari komunitas bernama PBSU 275 dan dipopulerkan melalui kanal YouTube pada tahun 2017.
Lagu ini tidak diproduksi secara profesional, namun gaya vokal yang nyeleneh dan beat yang keras justru membuatnya mudah diingat.
Banyak pendengarnya mengaitkan liriknya dengan kehidupan tongkrongan jalanan yang penuh solidaritas dan keberanian.
Yang menarik, penyebutan tanggal “27 bulan Mei” dalam liriknya menjadi daya tarik tersendiri. Seiring waktu, tanggal itu dianggap sebagai simbol eksistensi dan identitas kelompok.
Berikut adalah penggalan lirik lagu tersebut yang membuatnya ramai diperbincangkan:
Lirik Tongkrongan Kami Sopan
Tongkrongan kami sopan, Tongkrongan kami sopan
Tongkrongan yang bukan makan kawan (ya parah)
Tongkrongan dia edan
Tongkrongan perkampungan
Tongkrongan yang ada di jembatan (broker anjing)
Getok ember kalo dibacok darah luber (darah luber)
Kalo dibacok darah luber
Kami remaja setia kawan bukan pesawat
Apa lagi yang ada di jembatan (broker anjing)
Anjing pesawat yang beraninya di kandangan ga berani berkoar di luaran
Malamnya turun hujan
Siangnya mentari
PBSU lagi wara-wiri
Walau musuh menghadang
Broker pun menerjang, PBSU tak kan pernah goyang (tak kan pernah goyang bos!)
Getok batu kalo dibacok manggil pertu (tak pertu pertu)
Kalo dibacok manggil pertu
Kami dari 27 bulan mei (bulan mei)
Ayo dong bantai kami (ayo dong bang)
Kalau elo punya nyali (kalau punya nyali ye)
Tongkrongan kami bukan tongkrongan pecundang (pecundang pecundang)
Kami siap membuktikan (membuktikan)
Cobalah daerah kampungan
Jalan kedepan dikit ketemu restupala (restupala)
Yang mukanya kaya karma (akk!)
Gue bacok bilang emak (ah parah)
Jalan ke Setka Tengah ketemu silahturahmi (silaturahmi)
Tatarannye anjing nginjek tai (ya parah)
Sampe jamet jarang mandi (ya parah, mandi mandi mandi)
Jalan ke Sukajadi ketemu anak rindo (rindo kontol)
Bocahnye dongo-dongo (dongo dongo)
Doni acang gede bego
Jalan ke Duri B ketemu anak kampak (tak kampak kontol)
Reptunya setan valak
Jagoane dua sempak (ya parah)
Muter ke Banjir Kanal ketemu anak broker (broker anjing)
Yang katanya keker-keker
Rajip tolol makan ager (ya parah)
Jalan ke Pasar Kanuran ketemu anak pesawat (pesawat anjing)
Yang katanya rajin sholat (rajin sholat ga tuh!?)
Punya BR boleh ngembat (parah, maling maling)
All base kami bukan All base takut pedang
All base kami tak pernah mundur
Basis-basis kami tak akan takut pedang
Walau musuh bawa pedang panjang
Kami tahan dengan tas selempang
Kami tahan dengan… tangan doang
Dar der dor pake besum,
Minta gedor nih bang
Meski terdengar seperti ajakan konfrontasi, lagu ini sebenarnya lebih menggambarkan loyalitas dalam pertemanan, serta sikap tidak takut menghadapi tekanan luar.
Liriknya memang penuh gaya bahasa “jalan,” tapi di baliknya terkandung semangat persaudaraan dan kebanggaan terhadap komunitas tempat mereka tumbuh.
Tanggal 27 Mei di lagu ini bisa dimaknai sebagai semacam hari jadi atau simbol kebangkitan solidaritas mereka.
Setiap tahunnya, saat tanggal 27 Mei mendekat, banyak warganet yang sengaja membuat konten dengan latar lagu ini. Biasanya dalam bentuk:
Fenomena ini menjadikan lagu “27 Bulan Mei” seolah punya momen tahunan khusus. Bahkan orang yang tidak tahu asal usulnya pun ikut meramaikan dengan membuat konten bernada lucu atau sarkas.
Banyak orang tua dan pendidik mengkhawatirkan pengaruh lagu ini karena liriknya terkesan agresif dan penuh ejekan.
Namun, sejauh ini belum ada laporan serius soal dampak negatif dari penyebarannya.
Sebaliknya, sebagian warganet justru menganggap lagu ini sebagai simbol kebebasan berekspresi anak muda, meski disampaikan dengan gaya bahasa yang kasar.
Kesimpulan
Lagu “Tongkrongan Kami Sopan” alias “27 Bulan Mei” mungkin bukan karya musik yang mewah dari sisi aransemen, tapi berhasil menciptakan identitas tersendiri di jagat maya.
Liriknya yang ikonik dan tanggal yang spesifik membuatnya terus dikenang dan dirayakan, meski hanya satu hari dalam setahun. Bagi sebagian anak muda, lagu ini adalah simbol keberanian dan kekompakan.
Namun bagi yang belum tahu, viralnya lagu ini menjadi bukti bahwa budaya internet bisa membesarkan sesuatu yang sederhana jadi fenomena nasional.***