SERAYUNEWS – Joko Widodo kembali menjadi pusat perhatian publik. Kali ini bukan karena kebijakan politik, melainkan karena gaya berpidatonya dalam bahasa Inggris saat masih menjabat sebagai presiden.
Dalam sambutan pada pembukaan Hannover Messe 2023 di Jerman, Jokowi melontarkan kalimat yang kemudian ramai diperbincangkan warganet: “We walk the talk, not only talk the talk.”
Namun, bukan isi pidato yang pertama kali mencuri perhatian publik, melainkan cara Jokowi mengucapkannya.
Di telinga sebagian orang Indonesia, kalimat itu terdengar seperti “wi wok de tok not only tok de tok.”
Spontan, potongan video itu menjadi meme dan viral di berbagai platform media sosial, dari TikTok hingga Instagram.
Meski disambut tawa dan candaan, rupanya pesan di balik kalimat tersebut cukup penting. Jokowi ingin menegaskan Indonesia tidak hanya pandai berkomitmen lewat kata-kata, tetapi juga melalui aksi nyata.
Kalimat viral tersebut dilontarkan Jokowi ketika menekankan pencapaian Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup.
Menurut Jokowi, Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengatasi persoalan lingkungan, terutama terkait deforestasi dan kebakaran hutan.
Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa tingkat deforestasi Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dan berada di titik terendah dalam dua dekade terakhir. Kebakaran hutan pun turun hingga 88 persen.
Selain itu, pemerintah juga sedang mengupayakan rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare yang ditargetkan selesai pada tahun 2024. Ini akan menjadi proyek rehabilitasi mangrove terluas di dunia.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyebutkan pembangunan kawasan industri hijau seluas 30 ribu hektare sebagai bagian dari transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Pidato Jokowi juga memuat penegasan soal target energi Indonesia. Pada 2025, Indonesia menargetkan 23 persen dari total sumber energi berasal dari energi baru dan terbarukan.
Langkah ini juga akan dibarengi dengan rencana jangka panjang menutup seluruh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara pada tahun 2050.
Langkah tersebut dinilai ambisius namun penting demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Pernyataan ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya berbicara tentang transisi energi, tetapi benar-benar bergerak ke arah itu. Dalam kata-kata Jokowi sendiri, “We walk the talk, not only talk the talk.”
Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia sangat terbuka terhadap investasi, khususnya yang berkaitan dengan industri hilir dan ekonomi hijau.
Ia mengajak negara-negara sahabat untuk membangun kolaborasi yang saling menguntungkan dalam upaya transisi energi yang adil dan terjangkau.
“Indonesia tidak sedang menutup diri. Justru kami sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama dalam membangun industri hilir di Indonesia,” ujarnya.
Dengan kata lain, Indonesia ingin menjadi pemain utama dalam ekosistem industri global yang berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Di tengah ramainya reaksi atas gaya pengucapan Jokowi, muncul beragam komentar dari masyarakat. Banyak yang menganggapnya lucu dan membuat berbagai versi meme dengan nada jenaka.
Namun di sisi lain, tak sedikit juga yang menyampaikan apresiasi. Banyak orang menilai bahwa keberanian Jokowi menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris di forum internasional adalah hal yang patut dihargai, terlepas dari pelafalan yang belum sempurna.
Kalimat “we walk the talk, not only talk the talk” sendiri jika diterjemahkan secara bebas berarti: kita melakukan apa yang kita katakan, bukan sekadar bicara.
Pesan ini dianggap kuat dan relevan dalam konteks upaya Indonesia menangani perubahan iklim dan isu lingkungan global.
Menariknya, sejumlah warganet bahkan mencoba membedah kalimat tersebut dari sudut pandang linguistik.
Ada yang menilai bahwa kalimat itu bisa dipahami sebagai bentuk kesungguhan dalam menepati janji, atau dalam bahasa sehari-hari: sanggup ucapkan, sanggup kerjakan.
Kesimpulan
Meski gaya pengucapan Jokowi menjadi bahan candaan, tak bisa dipungkiri bahwa substansi pidatonya mencerminkan komitmen serius Indonesia dalam berbagai isu strategis, mulai dari lingkungan hingga investasi.
Sebagai kepala negara, Jokowi tetap menyampaikan pesan penting di forum internasional dengan bahasa yang lugas dan langsung ke inti.
Terlepas dari aksen atau gaya pengucapan, yang terpenting adalah keberanian untuk menyampaikan dan konsistensi dalam bertindak.
Kalimat “we walk the talk, not only talk the talk” mungkin terdengar lucu bagi sebagian orang. Tapi di baliknya, ada semangat besar untuk menjadikan kata-kata sebagai aksi nyata.***