SERAYUNEWS – Kamu pernah dengar nggak sih kalau merangkak itu jadi salah satu fase penting dalam perkembangan bayi?
Tapi gimana kalau bayi nggak merangkak? Apakah itu masalah besar atau cuma mitos belaka? Yuk, kita bahas lebih dalam soal ini!
Merangkak itu lebih dari sekadar gaya bayi buat eksplorasi dunia sekitarnya. Ternyata, ada banyak hal yang diasah saat si kecil merangkak, misalnya:
Saat bayi merangkak, mereka menggerakkan tangan dan kaki secara bergantian. Gerakan ini membantu menghubungkan kedua sisi otak (kiri dan kanan).
Merangkak juga melibatkan banyak otot, dari leher, bahu, lengan, hingga kaki. Jadi, ini kayak latihan fisik pertama bayi sebelum mereka belajar berdiri dan jalan.
Otot yang kuat bikin mereka lebih siap buat tahapan perkembangan berikutnya.
Saat merangkak, bayi menyentuh lantai dengan tangan dan lutut mereka. Hal ini membantu mereka memahami tekstur, suhu, dan bahkan gravitasi.
Selain itu, mereka belajar mengontrol gerakan tubuh mereka dengan lebih baik.
Beberapa bayi ada yang nggak pernah merangkak dan langsung belajar berdiri atau jalan. Misalnya, mereka lebih suka ngesot atau berguling buat bergerak.
Apakah ini berarti ada yang salah? Belum tentu, kok. Setiap bayi itu unik, dan pola perkembangan mereka juga bisa beda-beda.
Disampaikan oleh dr. Kanya Fidzuno, Sp.A, menurut Ikatan Dokter Indonesia dan dunia, merangkak bukan merupakan bagian dari cut off tahap perkembangan.
Jadi jika anak bunda tidak mengalami masa merangkak masih aman kok bund.
Tapi, penting buat orang tua untuk memperhatikan apakah ada tanda-tanda keterlambatan perkembangan.
Kalau bayi langsung jalan tanpa merangkak tapi tetap aktif, lincah, dan nggak ada masalah lain, biasanya ini nggak jadi isu besar.
Meskipun nggak semua bayi yang skip merangkak punya masalah dan nggak bahaya, ada beberapa potensi dampak yang perlu diperhatikan:
Kalau fase ini terlewat, beberapa anak mungkin perlu usaha ekstra buat tugas-tugas yang melibatkan koordinasi, seperti menulis atau olahraga.
Bayi yang nggak merangkak mungkin melewatkan latihan otot inti yang penting buat postur tubuh.
Hal ini bisa bikin mereka lebih rentan mengalami masalah punggung atau keseimbangan di kemudian hari.
Merangkak juga melatih keterampilan motorik halus, seperti mencengkeram atau mengontrol gerakan tangan.
Kalau fase ini terlewat, ada kemungkinan si kecil butuh stimulasi tambahan buat mengasah kemampuan ini.
Kalau bayi kamu nggak merangkak, jangan buru-buru panik. Ada beberapa cara buat memastikan mereka tetap berkembang dengan optimal:
Tummy time alias waktu bermain tengkurap bisa jadi pengganti yang bagus buat melatih otot-otot bayi. Hal ini juga mendorong mereka buat mengeksplorasi gerakan tubuhnya.
Cobalah ajak bayi bermain dengan mainan yang memancing mereka untuk bergerak, seperti mainan yang mengeluarkan suara atau cahaya.
Taruh mainan itu agak jauh supaya mereka tertarik buat meraih.
Kalau kamu khawatir, konsultasi ke dokter anak adalah langkah terbaik. Mereka bisa mengevaluasi perkembangan si kecil dan kasih saran yang sesuai.
Fase merangkak memang penting, tapi bukan satu-satunya indikator perkembangan yang harus diperhatikan.
Kalau bayi kamu melewatkan fase ini, jangan langsung merasa gagal sebagai orang tua. Yang terpenting adalah memastikan mereka tetap aktif, bahagia, dan berkembang sesuai kemampuan mereka.
Ingat, perkembangan anak itu bukan perlombaan. Setiap bayi punya timeline-nya masing-masing, dan tugas kita adalah mendukung mereka sebaik mungkin.
So, keep calm dan nikmati setiap momen seru bersama si kecil!***