Sejak pandemi Covid-19 melanda, sejumlah pembelajaran di sekolah hanya bisa dilaksanakan secara daring. Sebagai opsi, Kementerian Pendidikan RI juga meluncurkan kurikulum merdeka sebagai upaya untuk mengatasi krisis pembelajaran (learing loss).
Banjarnegara, Serayunews.com
Sebagai langkah awal, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara melakukan sosialisasi tentang kurikulum merdeka. Kegiatan tersebut diikuti oleh pengawas sekolah, mulai dari jenjang TK hingga SMP.
Plt Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Agung Yusianto mengatakan, kurikulum merdeka ini dirancang oleh Kemendikbudristek dalam mengatasi krisis pembekajaran. Tak hanya itu, masalah pembelajaran menjadi persoalan serius semenjak pandemi melanda.
Adanya kurikulum merdeka ini, diharapkan dapat membangun daya nalar dan karakter peserta didik dengan pembelajaran berbasis proyek. Dengan memanfaatkan teknologi digital, seorang tenaga pendidik juga dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, kreatif dan berinovasi.
Pengawas untuk dapat memotivasi guru, agar dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki satuan pendidikan.
“Tidak hanya peserta didik, tenaga pendidik juga harus mampu dalam memanfaatkan teknologi sebagai penunjang pembelajaran,” ujarnya.
Kepala Bidang Sekmen Dindikpora Banjarnegara, Bambang Budi Setyono mengatakan, kurikulum merdeka dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan lebih sederhana dan fleksibel.
“Memang ada perbedaan penerapan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 lebih fokus pada kognitif, tetapi di kurikulum merdeka para guru diarahkan kepada pembentukan karakter yang lebih riil,” ujarnya.
Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pembelajaran di sekolah untuk lebih mengarahkan peserta didik agar mempunyai enam dimensi dalam profil pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.