
SERAYUNEWS – Hujan berintensitas tinggi kembali memicu banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, banjir masih melanda dua kecamatan, yakni Kroya dan Bantarsari, pada Senin (24/11/2025).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menjelaskan bahwa banjir di wilayah Kroya sudah berlangsung sejak sepekan terakhir dan kembali muncul setelah sempat surut.
“Setelah kemarin dua hari surut, akibat curah hujan yang tinggi tadi malam mengakibatkan genangan lagi,” ujar Budi.
Di Kecamatan Kroya, banjir merendam Dusun Bander Desa Mujur, Dusun Pecangakan Desa Mujur Lor, dan Dusun Karag Desa Gentasari. Ketinggian air berkisar 10–60 sentimeter di halaman rumah dan 0–50 sentimeter di dalam rumah.
Di Desa Mujur, 40 KK atau 160 jiwa terdampak. Sementara di Desa Gentasari, 43 KK atau 129 jiwa mengalami kondisi serupa. Banjir disebabkan luapan sungai setelah hujan lebat hingga pukul 03.00 WIB.
Selain Kroya, banjir juga melanda wilayah Cikedondong, Kecamatan Bantarsari. Air sempat masuk ke rumah warga dengan ketinggian 10–30 sentimeter sebelum berangsur surut.
Namun kondisi paling parah terjadi di Dusun Cikerang, Desa Bantarsari. Luapan Sungai Cimeneng menyebabkan genangan air mencapai 80–130 sentimeter, memaksa 106 KK atau 323 jiwa mengungsi ke tempat aman.
“Debit air semakin tinggi dikarenakan kiriman dari hulu dan banyak tanggul yang kritis sekira 12 titik,” ungkap Budi.
Upaya penanggulangan terus dilakukan. BBWS Citanduy menyiapkan ekskavator, mesin penyedot air, 500 karung plastik, dan 300 geobag untuk memperkuat tanggul yang melemah.
Sementara BPBD Cilacap merekomendasikan pengiriman perahu karet dan pembukaan dapur umum sebagai kebutuhan mendesak bagi warga yang mengungsi.
Meski cuaca Senin pagi tampak cerah, BPBD mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi beberapa hari mendatang. Relawan, Forkopimcam, dan aparat desa terus memantau kondisi di lapangan.
BPBD menegaskan bahwa penanganan cepat sangat penting agar banjir berulang tidak menimbulkan risiko lebih besar bagi keselamatan dan kesehatan warga.
Pemerintah daerah berharap kondisi segera pulih sehingga warga dapat kembali beraktivitas secara normal.