SERAYUNEWS – Bupati Arif Sugiyanto beserta jajaran lingkup Pemkab Kebumen, tengah membangun wisata Pandan Kuning Park di Petanahan, wilayah pesisir selatan.
Melansir laman kebumenkab.go.id, Menurut Bupati bahwa Kebumen butuh tempat wisata yang iconic, supaya menjadi daya tarik untuk berkunjung ke Kebumen.
Pembangunan Pandan Kuning Park, sebagai upaya yang tepat sekaligus representatif untuk memajukan pariwisata Kebumen.
“Kita sedang membangun wahana wisata Pandan Kuning Park, di Pantai Petanahan. Dengan tempat ini, kita ingin ada sesuatu yang iconic di Kebumen, bisa menjadi daya tarik orang dari berbagai daerah datang ke Kebumen,” ujar Bupati dalam keterangannya, Senin (23/10/2023) di kutip serayunews.com.
Bupati menjelaskan, alasan mengapa dia bangun di wilayah selatan. Wilayah selatan, cukup strategis dengan di lalui jalur nasional yang terhubung sampai Yogyakarta International Airport. Lalu, Kebumen memiliki banyak wisata pantai di selatan.
Bupati menuturkan, di dalamnya nanti akan ada banyak wahana permainan yang mengasyikan. Sementara pada tahap awal, pemerintah menyiapkan 10 wahana permainan seperti bom bom car, kolam renang anak, kereta anak, ada perahu atau bebek air, dan juga cagar budaya.
Bupati Lebih lanjut, pembangunan wahana wisata ini sekaligus untuk menghidupkan kembali Pantai Petanahan yang sudah melegenda, agar semakin ramai wisatawan.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Herlina Januarita menambahkan, wahana bermain ini desainnya hampir sama dengan Dufan di Jakarta. Pada masterplan perencanaan, butuh anggaran sebesar Rp 180 Miliar.
“Kalau kita lihat masterplannya itu butuh anggaran sekitar Rp180 Miliar, untuk membangunnya di atas lahan 26 hektar,” ucapnya.
Hanya saja, anggaran di Pemkab sangat terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan secara langsung. Pembangunan harus bertahap, dengan memperkirakan waktu kurang lebih 5 tahun. Untuk tahun ini, Pemerintah Daerah baru bisa membangun dengan anggaran Rp20 miliar.
Adapun pengelolaannya, pemerintah masih mengkaji dengan sejumlah opsi. Apakah pengelolaannya oleh pemerintah, atau pihak swasta dengan sistem kerjasama.***