SERAYUNEWS– Purbalingga pernah merasakan dampak ekonomi yang tinggi dengan fenomena booming akik Sungai Klawing.
Pada kisaran tahun 2015-2017, saat itu, sungai yang biasanya hanya didatangi pemancing yang sekadar ingin mencari ikan berubah menjadi riuh ramai.
Warga berbondong-bondong datang dengan tujuan yang serupa, berburu batu akik. Tidak hanya penduduk lokal, pemburu akik dari luar daerah juga seolah tak mau ketinggalan.
Mereka berharap dapat meraup rupiah dari batu yang memiliki kualitas tinggi dari Sungai Klawing.
Saat itu memang sedang booming batu akik. Batu akik dari Sungai Klawing orang nilai memiliki kualitas yang baik. Motif dan warnanya juga cukup banyak dengan tingkat kekerasan tinggi membuat batu akik ini banyak orang buru.
.
Kini, seiring berjalannya waktu, kejayaan batu akik ini mulai meredup. Tren masyarakat bergeser sehingga hanya menyisakan sedikit orang yang menjadi penghobi dan masih tetap bertahan dalam dunia perbatuan.
Priyo Jatmiko, salah seorang pengrajin batu akik di desa Toyareja mengatakan walau peminatnya tidak seramai dulu, ia tetap bertahan pada usaha di sektor ini, bahkan sukses menjual ke luar negeri.
“Ke Cina pernah, Amerika pernah. Kalau untuk luar provinsi sampai ke Bangka Belitung, Lampung dan pokoknya Nusantara lah,” imbuh pemilik sentra Kerajinan batu akik Klawing Wakto ini (8/8/2024).
Walau booming baru akik sudah selesai, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menilai usaha kerajinan batu akik dari Sungai Klawing masih memiliki potensi untuk berkembang.
Melansir dari laman setda.purbalinggakab.go.id, Pemerintah Kabupaten akan membantu pemasarannya.
“Saya tadi juga ketemu langsung dengan pengrajin batu Klawing. Saya pesan untuk dibuatkan souvenir yang menarik untuk nantinya sebagai buah tangan cinderamata ketika ada tamu-tamu yang berkunjung ke Kabupaten Purbalingga,” kata Bupati Tiwi saat kegiatan Roadshow Pemulihan Ekonomi Kecamatan Purbalingga, Kamis (8/8/2024) di Lapangan Desa Toyareja.
Saat ini ada beberapa jenis souvenir atau tanda kenang-kenangan Pemkab Purbalingga yang rutin diberikan setiap tamu luar daerah yang berkunjung ke Purbalingga.
Souvenir tersebut antara lain, plakat/vandel miniatur patung Jenderal Besar Soedirman dan kerajinan Wayang Suket. Batu akik dari Sungai Klawing akan menjadi salah satu jenis di dalamnya.
Menurut Bupati yang biasa di sapa Tiwi inj, batu Klawing yang memiliki aneka warna dan pola unik dari alam ini telah memiliki kemasan yang lebih menarik. Oleh karena itu, sektor kerajinan ini potensial untuk dibantu pemasarannya oleh pemerintah.
Komitmen Tiwi terhadap pengembangan batu akik Klawing ini memang sudah dia jalani sejak lama. Pada tahun 2022, ia menghadiri dan membuka event Klawing Gems Competition 2022.
Dalam pembukaan kompetisi tersebut ia menyampaikan ingin mendorong bangkit kembalinya kejayaan batu akik asal daerahnya
“Kami pernah punya sejarah yang bagus pada masa kejayaan batu akik Sungai Klawing, hal itu berdampak pada peningkatan ekonomi daerah. Perlu adanya inovasi untuk publikasi keunggulan batu akik Sungai Klawing sehingga masa kejayaan itu dapat terulang,” kata Tiwi saat memberi sambutan pembukaan Kompetisi Batu Klawing Purbalingga di Sanggaluri Park (19/5/2022)
Batu akik ini memang merupakan kebanggaan Purbalingga, karena termasuk batu mulia orisinil yang sudah ada sejak jaman prasejarah. Selain itu, batu ini terkenal dengan tipe Le sang du Christian.
Wajar jika kemudian Bupati terdahulu, Sukentho Ridho Marhaendrianto mengimbau semua pegawai negri untuk menggunakan batu akik ini.
Tujuannya agar ciri khas dari purbalingga menonjol, karena batu akik ini hanya ada di Purbalingga.***(Kalingga Zaman)