Purwokerto, Serayunews.com
Meskipun hanya sempat mengenyam pendidikan hingga bangku SMA, namun Bayu Kurniawan yang merupakan Ketua Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) Muhammadiyah ini mempunyai visi besar dalam dunia pendidikan untuk anak-anak yang kurang beruntung.
Lelaki kelahiran tahun 1962 ini, meyakini bahwa anak-anak kaum dhuafa juga berhak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik. Sehingga, selain menggandeng Baznas Kabupaten Banyumas dan Lazizmu, Bayu juga menggandeng Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), untuk mendekatkan dunia kampus dengan anak-anak yang menjadi binaannya.
“Awalnya saya membuat komunitas pengajian, kemudian terus bertambah banyak sampai dengan ribuan orang. Pada saat itu saya masih single fighter, semua saya tangani sendiri, sampai kemudian saya sadar bahwa untuk mengatasi permasalahan sosial dan pendidikan harus ada sinergi dengan pihak lain, karena kemampuan saya terbatas,” tuturnya.
Setelah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk UMP, penanganan masalah kaum duafa semakin baik. Selain rajin mengaji dan membekali mereka dengan berbagai keterampilan untuk menunjang perekonomian keluarga, anak-anak juga mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan yang lebih baik, bahkan hingga ke bangku kuliah.
Bayu lahir dari keluarga sederhana, dengan nama Atuk. Ayah satu anak ini, sudah aktif dalam berbagai organisasi sejak masih muda. Sampai saat ini ia sudah memeluk empat agama. Terlahir sebagai warga keturunan, Bayu kecil tumbuh sebagai seorang Konghucu. Saat duduk di bangku SMP, ia bersekolah di SMP Kristen dan mayoritas temannya beragama Kristen. Bayu yang sering diajak ke gereja, akhirnya beralih memeluk Kristen. Proses pencarian jati dirinya masih terus berlanjut hingga bangku SMA. Bayu yang aktif di gereja Katolik, beralih memeluk Katolik. Bahkan ia dinobatkan sebagai ketua Putra Putri Altar Gereja Santo Yosep. kemudian menjadi ketua Muda Mudi Katolik, ketua Pemuda Katolik Banyumas dan terakhir masuk sebagai wakil ketua 1 Pemuda Katolik Jawa Tengah.
Sebagai kader pilihan, Bayu mempelajari semua kita suci, termasuk Alquran. Dalam proses belajar tersebut ia mengaku sangat terpesona dengan Surat Al Ma’un. Dimana surat tersebut berisi tentang bagaimana membebaskan semua kaum dari keterbelakangan, ketertindasan, krisis ekonomis, krisis pendidikan dan lain-lain. Darah muda Bayu tertantang untuk bisa mewujudkan amanat dalam surat Al Ma’un. Akhirnya ia hijrah dan masuk Islam sampai saat ini.
Berawal dari komunitas pengajian kecil yang dibentuknya dan kemudian berkembang. Sampai saat ini sudah ratusan anak kaum duafa yang mendapat beasiswa pendidikan berkat perjuangan Bayu.
“Saya mempunyai dua SK, pertama SK dari Rektor UMP sebagai ketua PSDK Muhammadiyah dan yang kedua SK dari Bupati Banyumas sebagai Koordinator Pembenahan Komunitas Dhuafa Banyumas, dan keduanya merupakan tanggung jawab besar yang harus saya jalankan dengan sebaik-baiknya,” kata ayah dari Guruh Kurniawan ini.