SERAYUNEWS – Drama Korea (drakor) tidak hanya menyuguhkan kisah cinta yang menggemaskan atau konflik menegangkan, tetapi juga seringkali menyelipkan nilai-nilai kehidupan menyentuh dan penuh makna.
Salah satu drama yang belakangan ini berhasil mencuri perhatian penonton dengan pendekatan emosional dan nuansa hangat adalah “When Life Gives You Tangerines“.
Mengangkat latar pedesaan yang tenang, serta kehidupan sehari-hari sederhana tapi penuh dinamika emosional, drama ini menjadi semacam pelipur lara bagi mereka yang sedang merasa lelah, terjebak dalam rutinitas, atau bahkan kehilangan arah.
Melalui karakter-karakter realistis dan narasi jujur, drama ini mengajak penonton untuk sejenak berhenti dan merenungi makna hidup.
Berbeda dari kebanyakan drakor yang penuh glamor dan setting mewah, “When Life Gives You Tangerines” justru memilih untuk menampilkan kehidupan sangat membumi.
Kisah bermula dari seorang wanita muda yang kembali ke kampung halamannya di Pulau Jeju setelah mengalami burnout di kota besar.
Di tengah perkebunan tangerine milik keluarganya, ia perlahan belajar kembali tentang arti rumah, keluarga, dan menerima diri sendiri.
Drama ini tidak menawarkan cerita yang bombastis, tapi justru kekuatannya terletak pada kesederhanaan dan ketulusan.
Penonton dapat melihat bahwa kehidupan yang tenang bukan berarti tanpa tantangan. Ketenangan hati terkadang justru bisa kita temukan dalam hal-hal yang paling sederhana.
Pulang Bukan Berarti Kegagalan
Dalam masyarakat modern, kembali ke kampung halaman sering dianggap sebagai langkah mundur.
Namun, drama ini mengajarkan bahwa pulang bisa jadi proses untuk menemukan kembali diri yang hilang.
Kesederhanaan Bisa Menjadi Obat
Kehidupan di kota besar memang menawarkan banyak hal, tapi kadang justru membuat kita lupa arti hidup itu sendiri.
Menikmati secangkir teh hangat sambil memandang kebun tangerine bisa lebih menyembuhkan daripada liburan mahal.
Kita Berhak Istirahat tanpa Harus Merasa Bersalah
Di tengah budaya hustle, drama ini hadir sebagai penyeimbang, menunjukkan bahwa berhenti sejenak bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk merawat diri.
Memaafkan Diri Sendiri adalah Langkah Awal untuk Sembuh
Tak jarang luka terdalam datang dari penyesalan atas pilihan yang telah kita buat. “When Life Gives You Tangerines” mengajarkan bahwa berdamai dengan masa lalu adalah proses yang layak diperjuangkan.
Keluarga Tak Selalu Sempurna, tapi Bisa jadi Tempat Tumbuh
Relasi keluarga dalam drama ini tergambar sangat nyata, ada konflik, ada jarak, tapi juga ada cinta yang tulus dan penerimaan.
Tak sedikit penonton yang mengaku merasa terwakili saat menyaksikan perjalanan sang tokoh utama.
Banyak orang pernah merasa tertekan oleh ekspektasi, kehilangan semangat, atau bahkan mempertanyakan keputusan hidup mereka.
“When Life Gives You Tangerines” memberikan ruang bagi perasaan-perasaan tersebut untuk diakui, sekaligus menawarkan jalan untuk menyembuhkan diri tanpa menggurui.
Dengan tone lembut dan sinematografi cantik, drama ini menciptakan suasana menenangkan tapi tetap sarat makna.
Ini bukan hanya tontonan, melainkan juga pengingat bahwa tidak apa-apa untuk lelah, dan tidak apa-apa untuk berhenti sejenak.
“When Life Gives You Tangerines” adalah contoh bahwa drakor tidak selalu soal kisah cinta manis atau aksi dramatis.
Kadang, kita membutuhkan drama yang bisa membuat merasa dipahami. Drama ini memberikan ruang untuk menangis, tertawa kecil, dan menemukan kekuatan baru untuk melangkah. Selamat menonton!***