SERAYUNEWS – Malam gala pemutaran perdana film Believe yang digelar di bioskop XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, berlangsung hangat dan penuh makna. Film yang mengangkat kisah keluarga seorang prajurit dalam bingkai sejarah Operasi Seroja 1975 ini sukses menyentuh hati banyak penonton, termasuk tokoh-tokoh penting yang turut hadir dan memberi apresiasi tinggi terhadap karya anak bangsa tersebut.
Salah satu tamu kehormatan malam itu adalah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Ia menyampaikan bahwa Believe bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga sarana pembelajaran emosional dan moral bagi generasi muda Indonesia.
“Film ini bisa menjadi contoh bagi generasi muda bahwa untuk mencapai sesuatu, kita harus fokus, tidak cepat menyerah, dan terus berdoa,” ujar Panglima TNI usai menonton film tersebut.
Tak hanya Panglima TNI, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo juga memberikan pujian serupa. Menurutnya, Believe menyajikan sisi lain dari kehidupan militer yang jarang diangkat: pergulatan batin, dilema moral, serta beratnya peran seorang prajurit dalam menjaga negara sambil meninggalkan keluarga.
“Saya kira ini film yang sangat bagus, yang bisa dijadikan teladan bagi anak-anak muda. Di medan pertempuran yang tidak terlihat, terdapat banyak kisah yang bisa diteladani dan menjadi semangat bagi generasi muda kita,” tutur Kapolri.
Film Believe, yang disutradarai dengan pendekatan emosional dan humanis, tidak hanya berfokus pada deru suara tembakan atau heroisme di medan perang.
Lebih dari itu, film ini membuka ruang refleksi tentang arti pengabdian dari sudut pandang seorang anak, istri, dan keluarga yang ditinggal oleh seorang ayah untuk bertugas.
Tokoh utama dalam film ini berasal dari keluarga seorang sersan veteran Operasi Seroja, yang hidup dalam kesederhanaan meski sang kepala keluarga dianggap sebagai pahlawan.
Cerita berkembang dengan menggambarkan konflik batin sang anak yang bergelut antara membenci dunia militer yang merenggut sosok ayahnya dari rumah, hingga akhirnya memahami bahwa pengabdian sejati tak melulu bisa dilihat secara kasat mata.
Penonton diajak menyelami perasaan luka, rindu, dan harapan yang kerap tersembunyi di balik seragam loreng dan kehormatan negara.
Kisah yang dituturkan dalam film ini terinspirasi dari pengalaman nyata, menjadikannya terasa lebih menyentuh dan dekat dengan kenyataan.
Pendekatan naskah yang tidak hitam-putih, serta akting yang mendalam dari para pemeran, menambah kekuatan film ini sebagai sebuah karya yang tak hanya layak ditonton, tetapi juga direnungkan.
Hadir pula dalam pemutaran perdana sejumlah pejabat tinggi negara, tokoh kementerian/lembaga, perwakilan TNI-Polri, hingga kalangan media dan masyarakat umum.
Antusiasme mereka mencerminkan harapan besar agar film seperti Believe bisa terus diproduksi sebagai bentuk apresiasi terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur bangsa.
Believe menjadi bukti nyata bahwa film Indonesia kini tidak hanya kuat dari sisi teknis sinematik, tetapi juga matang dalam menggali isu-isu kemanusiaan dan nasionalisme secara jujur dan menyentuh.
Film ini berhasil mengajak penonton untuk melihat bahwa perang bukan hanya tentang senjata dan strategi, melainkan juga tentang perasaan, pengorbanan, dan perjuangan batin yang kerap tak terlihat.
Film Believe dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Tanah Air pada 24 Juli 2025. Dengan pesan yang kuat, sinematografi yang apik, serta dukungan penuh dari berbagai pihak, film ini digadang-gadang akan menjadi salah satu film paling berpengaruh tahun ini.***