Seperti yang diketahui Kabupaten Banyumas menjadi salah satu daerah ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Meski demikian, hal tersebut dikeluhkan oleh masyarakat, karena mereka bakal mengalami pengurangan penghasilan dan berharap adanya bantuan sosial (bansos) tambahan.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Teguh, warga Purwokerto yang mengeluhkan jika Pemkab Banyumas hendak menerapkan PSBB harusnya ada bantuan sosial (bansos) sebagai penunjang kehidupan sehari-hari.
“Sekarang pekerjaan saya penghasilannya seberapa engga, ditambah ada PSBB ya tambah sepi lagi penghasilannya,” ujar pengayuh becak ini, Kamis (7/1).
Teguh mengaku sempat mendapatkan bansos dengan nominal Rp 300 ribu. Namun, hal tersebut dianggapnya tidak cukup. Jika nanti ada penerapan PSBB, karena nominal tersebut didapatkannya beberapa waktu lalu dan belum mendapatkan lagi dan berharap adanya bansos seperti sembako.
“Kalau nanti PSBB, otomatis pelanggan saya sepi lagi. Sekarang padahal sudah agak mendingan, waktu awal PSBB sempat pahit banget (sepi penumpang, red),” kata dia.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinsospermades Kabupaten Banyumas, Widarso mengatakan, terkait bansos sembako, pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut. Sedangkan untuk bansos uang tunai tengah berjalan.
“Kalau sembako belum ada sampai hari ini, untuk bantuan itu (tunai, red) rutin setiap bulan, ini sudah 10 kali. Jumlahnya ada 50 ribu KPM (keluarga penerima manfaat, red),” ujarnya.