SERAYUNEWS– Meskipun berada di ‘Kandang Banteng’, Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki optimisme menang satu putaran Pilpres 2024 di Jawa Tengah.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko optimistis hal itu bisa mereka raih. Pihaknya menargetkan kemenangan bisa mencapai 50 persen.
Namun pihaknya sadar betul persaingan di Jawa Tengah tentu akan sengit. “Target suara di Jateng kalau bisa memenangkan 50 persen, kalau bisa jadi juara 1 lah,” ungkap Budiman saat ditemui awak media di Hotel Aston Purwokerto, Sabtu (6/1/2024).
Menurutnya, kemenangan Prabowo-Gibran dalam sekali putaran adalah suatu keharusan.Tim Kampanye Nasional (TKN) memiliki optimisme itu meskipun pahit-pahitnya di Jawa Tengah menjadi juara dua perolehan suara Pilpres 2024.
Budiman menyebut basis nasionalis di Jawa Tengah tersebar di berbagai partai. “Di sini kekuatan nasionalismenya kuat yang tersebar dengan berbagai partai. Ormas juga banyak di desa, Nahdliyin sangat tinggi,” beber dia.
Dijelaskan, Presiden Jokowi merupakan orang Solo, Prabowo berasal dari keturunan Kabupaten Banyumas. Budiman yang merupakan Mantan Anggota DPR RI (2009-2014 dan 2014-2019) juga kelahiran Kabupaten Cilacap.
Mengenai strategi pemenangan Pemilu 2024, TKN tentu telah memiliki strategi khusus. Pria kelahiran Kabupaten Cilacap, 10 Maret 1970 silam tersebut menilai, Jawa Tengah tidak pragmatis. Masyarakat memilih wakil di Jawa Tengah itu alasan ideologis itu jadi hal penting.
“Jadi kalau orang Jawa Tengah merasa program-program Pak Jokowi telah memberikan kenyamanan secara sosial maupun ekonomi, akan kami teruskan,” ujarnya.
Budiman menyebutkan persaingan cukup ketat di Jawa Tengah. “Tapi target suaranya di Jawa Tengah, kalau bisa jadi juara satu. Sesial-sialnya juara dua, tapi juara dua yang sangat tipis,” ujarnya.
Budiman mengatakan juara di Jawa Tengah akan sangat menentukan peta nasional. “Saya yakin pak Prabowo dan Mas Gibran, ini adalah tempat asal mereka secara kultural menurut saya apapun bisa terjadi. Ini bukan kampanye politik, tapi kampanye kebudayaan juga,” tutur dia.
Secara emosional, kultural, mental dan sosiologis, ini bisa jadi kampanye yang merakyat, terbuka. Pihaknya meyakini jika bisa menambah suara lima atau enam persen lagi, dapat memenangkan satu putaran.