SERAYUNEWS– Lakukan operasi senyap, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 10 terduga teroris di wilayah Solo Raya, Provinsi Jawa Tengah. Dalam penangkapan tersebut, Tim Densus 88 Antiteror juga mengamankan seorang yang pernah menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT).
Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar dalam keterangannya menyatakan, tim masih bekerja intensif di lapangan untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Saat ini penyidik Densus 88 masih bekerja secara intensif. Info selengkapnya akan kami update melalui Humas Polri ya,” ungkap Aswin kepada wartawan, dikutip dari laman Humas Polri, Jumat (26/1/2024).
Diketahui, salah satu dari 10 terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Solo Raya merupakan warga RT 06 /RW 03, Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Petugas keamanan kampung setempat Suprapto (59), mengaku kaget dengan penangkapan itu. “Saya sebagai petugas keamanan kampung juga kaget. Selama ini orangnya terbuka dan menjabat ketua RT setempat,” ungkapnya.
Dari informasi, salah satu terduga teroris yang ditangkap merupakan Ketua RT di Kelurahan Mojo, Kota Solo, yang sehari-hari berjualan barang bekas di Pasar Klitikan Notoharjo. Untuk pria yang ditangkap itu bernama Mujiono.
Kepada wartawan, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Satake Bayu, enggan membeberkan peran Mujiono dan sembilan terduga teroris lainnya. Untuk pengembangan kasus itu menjadi kapasitas Densus 88 untuk menjawab. Karena terduga teroris yang menangani Densus 88.
“Kita hanya membantu setelah ada penangkapan, kita back up dari sisi penggeledehan. Intinya membantu saat mensterilisasi situasi di sana,” ujarnya.
Penangkapan terduga teroris ini terjadi jelang pelaksanaan pemilu. Sebab, pemungutan suara pemilu dan pilpres akan berlangsung pada 14 Februari 2024.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memang memberikan warning pada jajarannya di masa tahun politik atau jelang pelaksanaan pemilu. Jajaran kepolisian diminta untuk waspada akan kemungkinan adanya aksi teror jelang di masa pemilu.