Kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologis/normal yang dialami oleh wanita. Proses persalinan bagi sebagian besar wanita ekuivalen dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Nyeri persalinan merupakan hal yang normal yang disebabkan oleh proses pembukaan serviks, dan kurangnya aliran darah menuju rahim.
Rasa nyeri ini berdampak pada kecemasan dan kekhawatiran ibu. Cemas dan nyeri memiliki hubungan sebab akibat, dimana nyeri menyebabkan kecemasan, dan kecemasan dapat mengakibatkan nyeri. Ketika ibu merasa takut, cemas, maka berdampak pada peningkatan hormon katekolamin yang nantinya mengakibatkan tekanan darah ibu meningkat, aliran darah ke rahim berkurang, dan mempengaruhi kontraksi rahim sehingga bisa menyebabkan persalinan menjadi lama. Selain itu juga berdampak pada denyut jantung janin menjadi tidak normal. Rasa nyeri sebaiknya mendapat perhatian dan penanganan segera.
Melihat fenomena kecemasan bahkan ketakutan ibu hamil dalam menghadapi persalinan, kami selaku Dosen Kebidanan perlu memberikan keterampilan bagi ibu hamil guna siap menjalani kehamilan sehat dan siap menghadapi persalinan. Kami berkeyakinan bahwa dengan keterampilan yang memadai akan meningkatkan kepercayaan diri ibu, meminimalisir rasa kurang nyaman saat melahirkan dan menjadi komponen kunci karena efikasi diri dan kepercayaan diri saling terkait dengan berkurangnya persepsi nyeri. Salah satu alternatif metode pengurangan rasa nyeri yaitu latihan menggunakan birthing ball.
Di era modern ini, sudah banyak ibu hamil yang berlatih menggunakan birthing ball selama kehamilan yang nantinya bisa dilanjutkan hingga masa persalinan. Latihan dilakukan untuk membiasakan ibu hamil terkait penggunaannya. Jangan sampai, ibu bersalin baru berlatih dan mencoba menggunakan birthing ball.
Birthing Ball yaitu bola karet besar berisi udara yang cukup kuat untuk menopang berat badan ibu. Bola ini membantu untuk memperluas dan melenturkan panggul dan persendian serta membantu mempermudah dan mempercepat penurunan bayi ke jalan lahir, selain itu juga dapat membantu dalam memperkuat otot-otot dasar panggul, yang berfungsi untuk mempercepat proses persalinan.
Latihan dengan menggunakan metode birthing ball bermanfaat selama proses persalinan, yang dapat berfungsi dalam mengurangi rasa nyeri pada saat proses persalinan. Penurunan rasa nyeri pada saat proses persalinan secara signifikan terjadi bila birthing ball digunakan pada saat awal persalinan.
Pemilihan birthing ball merupakan hal yang harus diperhatikan. Bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu untuk memastikan keseimbangan optimal dan dukungan yang diperlukan selama latihan. Dengan memperhatikan ukuran yang tepat, penggunaan birthing ball dapat menjadi pengalaman yang nyaman dan efektif bagi ibu hamil, mendukung kesehatan dan kesejahteraan ibu selama masa kehamilan.
Lutut harus berada sekitar 10 cm lebih rendah dari pinggul saat ibu hamil duduk di atasnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari punggung tertekan dan memberikan banyak ruang di perut, serta agar ibu hamil stabil. Penggunaan birthing ball bagi ibu hamil di Indonesia dianjurkan yang memiliki diameter 65-75 cm. Selain pemilihan ukuran, keamanan menjadi prioritas utama karena kesehatan dan kenyamanan ibu hamil harus diutamakan. Pastikan bahwa birthing ball memiliki dasar yang stabil menjadi langkah penting untuk mencegah risiko jatuh atau cedera saat menggunakannya. Meskipun birthing ball dirancang tidak licin, namun sebaiknya menggunakan alas seperti matras saat di lantai.
Gerakan dalam penggunaan birthing ball: ball bounching (gerakan duduk di atas bola kemudian gerakkan pinggul ke atas dan ke bawah seperti pantulan); hip side to side (gerakan duduk di atas bola, kemudian pinggul bergerak ke kanan dan ke kiri secara bergantian); pelvic tilt (gerakan duduk di atas bola, pinggul bergerak ke depan dan ke belakang); hip circle (gerakan duduk di atas bola dengan memutar pinggul seperti lingkaran besar dan lakukan pada sisi sebaliknya); gerakan pinggul seperti membuat angka 8; swing side to side (gerakan duduk di atas bola, salah satu kaki di luruskan ke depan sedikit menyerong, kemudian menggerakkan pinggul ke depan dan ke belakang); donkey kicks (ibu dalam posisi table pose dengan memeluk bola, kemudian perlahan angkat kaki setinggi pinggul, dan lakukan pada sisi sebaliknya); rocking ball hug (ibu dalam posisi table pose dengan memeluk bola dan menggulirkan badannya ke kanan dan ke kiri); squat/wall squat (meletakkan birthing ball pada dinding yang datar, sebagai penopang tubuh ibu dalam melakukan squat).
Dengan kemauan dan keterampilan ibu memanfaatkan birthing ball selama kehamilan dan persalinan, semakin banyak ibu hamil termotivasi dan yakin akan menjalani kehamilan dengan sehat, dan siap menghadapi persalinan dengan sehat tubuh dan jiwa, minim trauma, penuh cinta.
* Artikel ini ditulis oleh para dosen Poltekkes Kemenkes Semarang yakni Riza Amalia, S.ST, M.Kes; Fitria Zuhriyatun, S.ST, Bdn, M.Kes; Fajaria Nur Aini, S.ST, Bdn, M.Tr.Keb