SERAYUNEWS– Masyarakat diimbau untuk bisa bijaksana dalam membelanjakan uangnya, pada bulan Ramadan ini. Terutama pembelian sejumlah komoditas yang harganya sedang naik beberapa waktu ini.
Masyarakat tidak perlu khawatir dan melakukan pembelian dalam jumlah lebih atau panic buying. Sebab, hal itu justru akan lebih memberikan dampak pada inflasi rupiah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Christoveny, menyampaikan punik buying justru akan memberikan dampak yang lebih panjang lagi. Sebab hal itu bisa menjadikan kenaikan inflasi lagi.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, dan tetap bijak dalam membelanjakan uangnya,” katanya, Senin (18/03/2024).
Potensi panic buying bisa terjadi di masa Ramadan dan jelang Ramadan. Biasanya hal itu terjadi karena masyarakat mengantisipasi kemungkinan adanya kenaikan harga. Sehingga, masyarakat membeli barang dengan jumlah lebih.
Bisa juga panic buying terjadi jika khawatir stok bahan atau barang tertentu akan lenyap dari pasaran. Sehingga, masyarakat membeli barang besar-besaran.
Menyikapi kenaikan sejumlah harga komoditas, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan sejumlah upaya. Salah satunya adalah melalui Gerakan Program Pangan Murah, bersama stakeholder terkait.
“Pemkab, dan stakeholder terkait, bersama TPID masih rutin melaksanakan program pangan murah,” ujarnya.
Dengan adanya program pangan murah akan membantu masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. Salah satu momen Program Gerakan Pangan Murah oleh Pemkab Banyumas berlangsung pada Jumat (08/03/2024). Saat itu, program berlangsung di Kecamatan Karanglewas.
Sekitar lima ton beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) digelontor pada acara tersebut. Masyarakat sangat antusias membeli meski pun harus mengantre panjang. Program ini adalah upaya dari pemerintah, menyikapi kenaikan harga beras di pasaran dan meningkatkan daya beli.
Inflasi
Christoveny menambahkan, bahwa berdasarkan data inflasi Banyumas, inflasi pada bulan Februari 2024 mencapai 2,43 persen year on year (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Jawa Tengah yang mencapai 2,98 persen. “Angka ini lebih rendah dari inflasi Jawa Tengah yang mencapai 2,98 persen,” kata dia.