SERAYUNEWS– Aplikasi World App tengah menjadi sorotan publik usai viral di media sosial, karena menjanjikan imbalan uang tunai mulai dari Rp200 ribu hingga Rp800 ribu bagi pengguna yang mendaftar dan melakukan pemindaian retina.
Fenomena ini memicu antusiasme luar biasa, terlihat dari antrean panjang warga di sejumlah lokasi pendaftaran di Indonesia, termasuk di Bekasi. Namun di balik iming-iming tersebut, muncul kekhawatiran besar soal keamanan data pribadi.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pun telah membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik Worldcoin dan World ID yang menjadi bagian dari ekosistem World App.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan penjelasan lebih lengkap mengenai World App, siapa pemiliknya dan kenapa bisa dipersoalkan.
World App adalah platform berbasis identitas digital dan kripto yang dikembangkan oleh proyek Worldcoin.
Menurut laman resmi worldcoin.org, aplikasi ini dirancang untuk menciptakan sistem verifikasi manusia global melalui teknologi biometrik, yakni pemindaian retina mata.
Pengguna yang ingin bergabung wajib menjalani proses verifikasi menggunakan alat bernama Orb. Alat ini akan memindai retina mata untuk memastikan bahwa individu tersebut adalah manusia nyata, bukan bot atau akun palsu.
Jika berhasil, pengguna akan mendapatkan World ID identitas digital yang dapat digunakan untuk mengakses dan menukarkan Worldcoin (WLD), mata uang kripto milik proyek ini.
Worldcoin dapat digunakan untuk transaksi digital atau dicairkan menjadi uang tunai, tergantung nilai tukar saat itu. Berdasarkan laporan pengguna, nilai pencairan bervariasi mulai dari Rp200 ribu hingga Rp800 ribu.
Di sejumlah titik pemindaian retina resmi yang tersebar di 29 lokasi di Indonesia, masyarakat terlihat antusias, bahkan antre sejak pagi demi mendapatkan uang tunai.
Salah satunya di Bojong Rawalumbu, Bekasi, yang setiap harinya dipadati warga dari berbagai usia. Menurut pedagang, setiap hari ramai. Ada yang bilang dapat 200 ribu, bahkan 800 ribu.
Setelah proses pemindaian selesai, peserta harus menunggu sekitar 24 jam sebelum uang ditransfer ke rekening mereka.
Namun, para pakar keamanan digital memperingatkan bahwa data biometrik seperti retina adalah informasi yang sangat sensitif.
Meski pihak World App mengklaim tidak menyimpan gambar retina, banyak pihak tetap mempertanyakan keamanannya.
World App digagas oleh Sam Altman, CEO OpenAI yang juga dikenal sebagai tokoh penting di balik kesuksesan ChatGPT.
Melalui proyek ini, Altman ingin memastikan bahwa manusia tetap memiliki posisi sentral di tengah derasnya arus konten berbasis kecerdasan buatan (AI).
Mereka ingin ada cara untuk memastikan manusia tetap menjadi aktor utama di era digital yang makin didominasi AI.
Proyek ini menargetkan dua miliar pengguna di seluruh dunia. Saat ini, lebih dari dua juta orang telah bergabung dan mendapatkan World ID.
Meski menjanjikan imbalan yang menggiurkan, masyarakat diimbau untuk memahami sepenuhnya syarat dan risiko penggunaan World App.
Pakar keamanan data mengingatkan bahwa penggunaan data biometrik harus melalui pertimbangan matang dan tidak bisa hanya didasari pada imbalan semata.
Apakah World App aman? Pertanyaan ini patut direnungkan sebelum menyerahkan data retina ke pihak ketiga. Jangan sampai tergiur nominal instan, namun mengorbankan privasi jangka panjang.