Adipala, serayunews.com
Dalam latihan/evakuasi mandiri bencana gempa bumi dan tsunami tersebut, ada tiga titik evakuasi yang disediakan, yakni di Balai Penyuluhan Pertanian Adipala, Kantor Desa Bunton, serta Masjid yang berada di sekitar area Pasar Adipala.
Acara tersebut dihadiri Direktur Kesiapsiagaan BNPB RI Eni Supartini, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan, Bupati Tatto Suwarto Pamuji, Wakil Bupati Syamsul Auliya Rachman, Sekda Farid Ma’ruf, Ketua DPRD Cilacap Taufik Nurhidayat, sejumlah pejabat, Camat Adipala, Forkopimcam, dan pemerintah desa setempat.
Simulasi dimulai pukul 10.00 WIB ditandai dengan bunyi sirine dan titir kentongan sebagai peringatan bahaya gempa 8,8 SR yang berpotensi tsunami. Selanjutnya masyarakat diarahkan menuju tempat evakuasi yang aman dan mudah dijangkau dalam waktu singkat. Bupati berharap, melalui simulasi ini masyarakat semakin tangguh dalam menghadapi bencana.
“Lebih dari itu, muncul kesadaran dari lubuk hati terdalam pada setiap warga tentang pentingnya sadar bencana namun tetap menerapkan protokol kesehatan karena pandemi belum berlalu,” ujar Bupati usai gelar simulasi, Senin (26/04).
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, bahwa Kabupaten Cilacap merupakan salah satu yang terbaik dalam evakuasi mandiri bencana alam. Sebab tingkat kerawanan bencana yang tinggi, menuntut segenap lapisan masyarakat mulai dari unsur pemerintah hingga masyarakat memahami prosedur evakuasi mandiri.
“Ada tiga catatan kami, pertama seluruh wilayah pesisir Cilacap ini rawan tsunami. Kedua, 15 tahun lalu pada 2006 dampak tsunami cukup terasa di Cilacap, ketiga BPBD Cilacap merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, sehingga kami ingin ini dipertahankan dan kami ingin belajar”, kata Lilik.
Sementara itu, Kepala Desa Bunton Sudin mengatakan, bahwa kegiatan simulasi akan menambah pengetahuan warganya yang berjumlah sekitar 7500 jiwa yang terbagi dalam empat dusun. Pihaknya juga sudah menyiapkan tempat titik kumpul evakuasi sehingga kedepan warga akan semakin paham cara evakuasi jika terjadi bencana alam.
Simulasi evakuasi ini juga disambut baik oleh warga, salah satunya adalah Samyati, warga RT 03 RW 02 Desa Bunton. Menurutnya latihan tersebut sangat membantu ketika evakuasi bencana alam terutama tsunami, karena rumahnya hanya berjarak sekitar ratusan meter saja dari pantai.
“Dengan simulasi ini kita jadi tahu cara evakuasi kemana, dan kumpul dimana, tadi saya ikut dititik kumpul masjid, jadi sekarang tahu apa yang harus disiapkan dan evakuasinya. Jadi kalau ada gempa kita berlindung, kemudian setelah aman keluar rumah, kemudian jika ada peringatan tsunami lari ke tempat titik kumpul. Kalau dulu pas ada tsunami saya lari sampai Sampang, karena tidak tahu titik kumpul,” ujarnya.
Secara umum, simulasi evakuasi mandiri ini berlangsung lancar. Satgas penanggulangan bencana sudah terkoordinir dengan baik. Demikian juga kelengkapan dan fasilitas pendukung yang ada di tiga titik tempat evakuasi sementara. Untuk sistem peringatan dini yang berada di kantor kecamatan juga bekerja cukup baik.
“Hanya saja kurang terdengar oleh warga yang tinggal sejarak 10 kilometer dari kecamatan. Mungkin masyarakat bisa menggunakan kearifan lokal seperti kentongan sebagai tanda bahaya untuk memperingatkan warga lainnya,” kata Gunardi, Tim Evaluator Simulasi.
Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di seluruh OPD jajaran dan instansi vertikal di wilayah Kabupaten Cilacap, serta di 5 Kelurahan yakni Cilacap, Donan, Tambakreja, Tegal kamulyan, Gunung Simping dan 2 Desa yakni Bunton dan Gombolharjo.