SERAYUNEWS-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) sudah mewanti-wanti agar masyarakat waspada musim kemarau. Musim kemarau diprediksi dari Juni sampai September 2024.
Melalui Instagramnya BPBD Jateng menyebutkan setidaknya ada kemungkinan tiga dampak buruk dari kemarau. Pertama adalah kekeringan, kedua adalah gagal panen, ketiga adalah kebakaran hutan dan lahan.
Bahkan untuk kekeringan sudah melanda beberapa daerah. BPBD di kabupaten sudah mengirimkan air bersih. BPBD Cilacap sudah mengirimkan air bersih ke Kabupaten Cilacap sebanyak 60 ribu liter. Kemudian, BPBD Kabupaten Semarang telah mengirimkan air bersih ke Kabupaten Semarang sebanyak 5 ribu liter. Lalu, BPBD Pati telah mengirim air bersih ke Kabupaten Pati sebanyak 12 ribu liter.
Maka, total sudah ada 77 ribu liter air bersih yang didistribusikan BPBD di kabupaten. Jumlah 77 ribu liter air bersih itu setara dengan 16 tangki.
Kalakhar BPBD Jateng, Bergas C Penanggungan mengatakan, pihaknya memberi imbauan pada masyarakat. Imbauannya adalah lebih waspada terhadap kebakaran permukiman yang disebabkan oleh korsleting listrik. Lalu, tidak lalai terhadap puntung rokok yang dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.
Masyarakat diminta untuk melakukan penampungan air hujan untuk hadapi puncak kemarau. Kemudian, dia mengimbau masyarakat untuk hemat dalam menggunakan air. Lalu, jangan membuka lahan dengan cara membakar.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya optimalisasi operasi modifikasi cuaca. Hal itu dalam rangka menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dwikorita menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Senin (3/6/2024).
Dwikorita mengatakan, diperkirakan kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024. BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan dan risiko karhutla.
“Data menunjukkan beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat (curah hujan rendah, kurang dari 20 mm), terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September,” kata Dwikorita.