Sampang, serayunews.com
Dialog pengembangan jamu nusantara diikuti sebanyak 60 orang dari pelaku jamu gendong dan seduh di Desa Karangasem Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap, bertempat di aula Desa Karangasem, Sabtu (11/12/2021).
Hadir dalam dialog tersebut, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetika BPOM Dra Asih Liza Restanti, Kepala Loka POM Banyumas Suliyanto, Ketua PPJAI Mukit Hendrayatno, serta sejumlah undangan dari instansi dan lembaga terkait dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Farmasi Unsoed, tenaga kesehatan puskesmas dan undangan lainnya.
Ketua PPJAI Mukit Hendrayatno mengatakan, program orang tua angkat adalah upaya memberdayakan UMKM jamu gendong dan seduh untuk terus tumbuh dalam sejumlah sektor seperti pengetahuan, perdagangan maupun peralatannya.
“Hari ini kami PPJAI menunjukkan komitmen untuk kembali mendorong UMKM Kecil bisa berkiprah lebih baik lagi di industri kreatif jamu ini. Ini juga sebagai momentum untuk memberikan peralatan yang lebih higienis, tentunya secara gradual kita perlu mengadakan pertemuan, diskusi, barangkali dari jamu gendong ada yang mau naik kelas, punya ijin edar ataupun yang lain bisa kita fasilitasi,” ujar Mukit.
Menurut Mukit, secara bertahap kegiatan ini akan menyasar pelaku jamu gendong di wilayah Banyumas Raya yang berjumlah sekitar 300 pelaku usaha, yang akan didorong untuk pengembangan dalam pangsa pasar yang lebih luas.
“Jamu gendong juga didorong memanfaatkan jaringan online, semisalkan delivery order, atau COD (Cash On Delivery) nanti bisa dibikinkan satu dua akun semisal untuk daerah Karangasem, jadi desa sekitar yang butuh jamu bisa pesan lewat DM (Direct Message) di instagram, facebook, whatsapp dan lainnya, kedepan kita akan bikin pelatihan itu,” ujarnya.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetika BPOM Dra Asih Liza Restanti menyampaikan, orang tua angkat jamu gendong dan seduh akan diberdayakan untuk menggali dan membantu mereka memproduksi lebih baik.
“Jadi jamu itu konotasinya yang punya adalah jawa saja tapi jamu nusantara, ada herbal alami yang belum tereksplorasi sehingga belum punya data dokumen empiris ataupun uji praklinik, kita dari Badan POM ini menggali setiap UPT yang ada di provinsi harus memberikan kontribusi produk herbal alam apa yang ada di daerah untuk kita analisa menjadi satu dokumen standar, sehingga UMKM tradisional yang akan mendaftrakan produknya kita sudah punya dokumen empiris atau uji praklinik,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini sedang dirancang Peraturan Presiden mengenai peta pengembangan dan pemanfaatan jamu, sebab Presiden mendukung pengembangan jamu ini untuk menjadi produk yang mendunia dan diekspor ke negara lain.
Kepala Loka POM Banyumas Suliyanto mengapresiasi adanya program orang tua angkat yang diprakarsai oleh PPJAI dan juga membantu peralatan serta mendukung pengembangan jamu alami tanpa BKO.
“Tentunya berkembang dengan memproduksi jamu yang aman bukan jamu yang tercemar BKO (bahan kimia obat) dan sebagainya. Artinya pengembangan jamu yang aman di Cilacap sudah dimulai berkembang, kita sangat mendukung,” Ujarnya.
Menurut Suliyanto, saat ini di wilayah Cilacap sudah jauh berbeda dari sebelumnya, dulu mungkin sangat terkenal jamu Cilacap yang mengandung BKO. Tapi beberapa tahun terakhir ini, dengan komitmen dari pelaku usaha dan kerjasama bimbingan dari Perintah dalam hal ini Badan POM, sekarang sudah mulai terlihat banyak sekali jamu yang sudah terdaftar dengan jumlah mencapai ratusan.
Untuk mencegah dan menekan peredaran jamu yang mengandung bahan kimia obat, pihaknya akan terus mengawasi perkembangan jamu khususnya di wilayah Cilacap dan sekitarnya.
“Pengawasan akan tetap kami lakukan, tapi sekali lagi Badan POM mengedepankan adanya pembinaan, kita berharap dengan pembinaan itu, para pelaku usaha semakin berkembang. Kalau mengedepankan penindakan akan menganggu iklim perkembangan jamu,” katanya.
Sementara itu, Maimunah, salah satu pelaku usaha jamu gendong asal Desa Karangasem Cilacap menyampaikan terimakasih dan bersyukur mendapat bantuan peralatan jamu gendong. Selain itu dengan adanya acara tersebut juga menambah wawasan dan pengetahun tentang jamu herbal.
“Saya biasa jualan jamu jauh di pasar-pasar, saya hanya bisa ucapkan terimakasih semoga berkah,” ujar Maimunah.
Dalam acara tersebut, para pelaku usaha jamu gendong dan seduh mendapat bantuan peralatan jamu dari PPJAI. Acara berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.