SERAYUNEWS– Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi), melaksanakan Salat Id bersama ribuan warga di alun-alun Kabupaten Purbalingga, Rabu (10/4/2024).
Imam Salat Id adalah KH. Masyhudi Munir Al Hafidz (Pengasuh Ponpes Al Mushafiyah/Wakil Ketua BAZNAS) sedangkan khatib KH. Sukarman, S.Ag (Wakil Ketua BAZNAS/ PD Muhammadiyah Kabupaten Purbalingga).
Wakil Bupati Purbalingga Sudono, Ketua DPRD Purbalingga HR Bambang Irawan dan jajaran Forkompimda, tumpah juga hadir dan melaksanakan Salat Id
“Hari Raya Idulfitri kali ini bisa menjadi momentum ajang silahturahmi, mempersatukan seluruh lapisan masyarakat di Purbalingga,” kata Bupati Tiwi.
Dalam sambutannya, Bupati Tiwi menyampaikan, momentum Hari Raya Idulfitri tahun ini terlaksana dua bulan pasca Pemilu 2024.
Bupati mengapresiasi kepada semua pihak, atas kelancaran pelaksanaan Pemilu 14 Februari 2024 lalu. Sehingga pasca pemilu, suasana di Purbalingga juga tetap terjaga keamanan dan kondisifitasnya.
“Semoga momen Idulfitri juga kian meningkatkan rasa persaudaraan kita. Terus bergandengan tangan dan merapatkan barisan, bergerak bersama membangun Purbalingga ke depannya menjadi lebih baik lagi,” kata Bupati Tiwi.
Bupati Tiwi menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Purbalingga, apabila di tiga tahun kepemimpinan Tiwi-Dono masih banyak kekurangan.
Tiwi mengatakan di tahun terakhir kepemimpinannya bersama Wabup Sudono, ia berusaha memberikan yang terbaik. Menggerakan pembangunan, serta melayani masyarakat Purbalingga.
“Mewakili segenap jajaran pemerintah Purbalingga, kami meminta maaf apabila dalam tiga tahun terakhir ini masih banyak kekurangan,” ujar dia.
Sementara itu khatib KH Sukarman SAg, dalam khotbahnya menyampaikan, jadikan Ramadan sebagai sekolah kehidupan yang abadi.
“Jika kita kemarin berhasil menahan lidah dari omongan yang tidak berguna. Jadikan bekal untuk istiqamah pada bulan-bulan berikutnya,” ungkapnya.
Jika dalam puasa, diajarkan menahan diri untuk tidak makan dan minum, sehingga setelah puasa jangan lagi kita memakan yang bukan hak kita.
Dalam puasa terbiasa dengan bibir kering karena kehausan. Mata sayu karena keletihan, dan perut kosong menahan lapar. Sehingga jangan sampai ke depan, tangan-tangan kotor karena berbuat zalim kepada orang lain.