SERAYUNEWS– Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas mendukung kawasan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah menjadi destinasi pariwisata prioritas. Hal itu sekaligus menjadi tempat peribadatan umat Buddha Indonesia dan dunia.
Menurut Menag Yaqut, di Asia Tenggara, jumlah umat Buddha mencapai sebanyak 60 juta jiwa. Dengan angka sebesar itu, Candi Borobudur menjadi potensi tempat peribadatan yang luar biasa jika bisa ada penataan dan pengelolaan yang baik.
Apalagi, lanjut Menag Yaqut, kedekatan Indonesia secara geografis dengan negara di Asia Tenggara, tentunya ini sangat luar biasa. Candi Borobudur sendiri saat ini masuk dalam lima Destinasi Super Prioritas di Indonesia.
Lima Destinasi Super Prioritas ini menjadi fokus untuk dikembangkan Pemerintah Republik Indonesia, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama destinasi pariwista lain, di antaranya Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.
Menag Yaqut mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi, selain menjadi Destinasi Super Prioritas, Candi Borobudur juga diusulkan menjadi tempat wisata religi dan peribadatan umat Buddha dunia. Kemenag sudah mengusulkan hal itu saat rapat bersama Presiden Jokowi.
“Sebelum masa akhir jabatannya, Presiden Joko Widodo meminta penataan Borobudur sebagai tempat peribadatan umat Buddha sudah harus selesai,” tandas Menag Yaqut dikutip dari laman Kemenag, Selasa (25/7/2023). Sementara itu, ribuan umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia melakukan prosesi Pradaksina di Candi Borobudur.
Ketua Pelaksana Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) 2023, Tonny Coason memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, peserta prosesi Pradaksina di Candi Borobudur adalah umat Buddha dari Amerika, Australia, Singapura, Thailand, dan Malaysia. Ribuan peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri.
Pradaksina yaitu mengitari sebuah objek yang dihormati (candi) searah jarum jam sebanyak tiga putaran. Selama Pradaksina, peserta harus bersikap anjali atau merangkapkan kedua tangan di dada sebagai tanda penghormatan sambil membaca Parita Suci.
Ketua Panitia ITC 2023, Bhante Guttadhammo mengatakan bahwa prosesi Pradaksina merupakan renungan bahwa Guru Agung Buddha Gautama mencapai kebuddhaan dengan cara yang tidak mudah, “Sangat sulit, maka kita perlu mengapresiasi, memunculkan nilai luhur dalam batin kita,” jelasnya.