SERAYUNEWS – Konsumsi air putih yang cukup merupakan salah satu metode untuk menjaga kesehatan ginjal.
Namun, ketika menjalankan ibadah puasa Ramadan, seseorang perlu menahan untuk makan dan minum selama sekitar 13 jam.
Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada organ ginjal serta proses produksi urine atau limbah cair yang dikeluarkan oleh tubuh.
Puasa membuat seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam periode tertentu.
Karena sedikitnya cairan yang masuk ke ginjal, jumlah air yang keluar melalui urine juga berkurang.
Selain jumlah lebih sedikit, air kencing orang yang berpuasa hingga 13 jam juga memiliki warna lebih pekat dan tidak jernih.
Namun, bagi orang dengan fungsi ginjal yang sehat, keadaan ini biasanya bukan merupakan masalah besar.
Oleh karena itu, penting bagi orang yang berpuasa untuk memperhatikan asupan cairan yang cukup saat berbuka puasa, guna menjaga kesehatan ginjal dan menghindari potensi risiko dehidrasi lebih lanjut.
Usaha untuk memelihara kesehatan ginjal selama puasa dilakukan dengan terus mengonsumsi air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Anda dapat minum air putih pada saat sahur dan buka puasa dengan proporsi yang sesuai.
Ginjal berfungsi selama 24 jam, sehingga kebutuhan air selama itu harus terpenuhi dengan baik.
Untuk orang dewasa yang sehat, sebaiknya konsumsi sebanyak 2 hingga 2,5 liter, dengan maksimum 3 liter. Kecukupan tersebut bisa terpenuhi dari waktu buka puasa hingga sahur.
Ketika azan Magrib, umat Muslim yang sedang berpuasa sebaiknya segera meminum air putih agar fungsi ginjal tetap terjaga dengan baik.
Setiap individu memiliki kebutuhan jumlah air minum yang berbeda, tergantung pada berat badan, kondisi cuaca, serta aktivitas fisik.
Meskipun demikian, secara umum,rekomendasi konsumsi air putih per hari adalah 30 mililiter per kilogram berat badan.
Kebutuhan air tersebut dapat meningkat jika cuaca panas, melakukan aktivitas fisik yang berat, berolahraga, atau dalam keadaan sakit.
Secara umum, laki-laki di negara tropis membutuhkan hingga 3 liter air per hari, sedangkan perempuan sekitar 2 hingga 2,5 liter setiap harinya.
Dengan asumsi kebutuhan cair sebanyak 2 liter atau delapan gelas setiap hari,
Kementerian Kesehatan telah merancang pola 2-4-2 untuk memenuhi kebutuhan hidrasi selama bulan Ramadhan.
Minum air putih saat berbuka puasa berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang setelah seharian beraktivitas.
Biasakan untuk memulai berbuka puasa dengan air putih, kemudian lanjutkan dengan makanan lain.
Pada saat berbuka, pastikan untuk mengonsumsi sedikitnya dua gelas air putih sesuai dengan kebutuhan.
Dua gelas ini dapat terbagi menjadi satu gelas saat azan Magrib dan satu gelas menjelang azan Isya.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan merekomendasikan untuk mengonsumsi air putih secara teratur di malam hari hingga mendekati waktu tidur.
Minum empat gelas air putih di malam hari dengan pembagian dua gelas saat makan malam dan dua gelas sebelum tidur.
Mengonsumsi air putih sebelum dan setelah makan dapat membantu memperlancar proses pencernaan makanan.
Pada saat sahur, minimal minumlah dua gelas air putih yang bisa terbagi menjadi satu gelas saat bangun tidur dan satu gelas setelah makan.
Dengan terjaganya kebutuhan cairan selama puasa, tubuh dapat terhindar dari dehidrasi dan ginjal pun dapat berfungsi dengan baik. Semoga informasi ini bermanfaat!***