SERAYUNEWS – Pupuk hayati semakin populer di kalangan petani dan pecinta tanaman karena mampu memberikan manfaat lebih bagi tanah dan tanaman.
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme hidup yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.
Kabar baiknya, redaksi akan menyajikan panduan cara membuat pupuk hayati serta penjelasan mengenai perbedaan antara pupuk hayati dan pupuk organik.
Pupuk hayati berisi mikroorganisme hidup seperti bakteri, jamur, dan algae yang berfungsi untuk meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah.
Mikroba ini membantu tanaman menyerap unsur hara dengan lebih baik serta memperbaiki struktur tanah.
Pupuk organik terbuat dari bahan-bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, atau sisa-sisa tanaman.
Pupuk organik mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan membantu memperbaiki struktur fisik tanah, tetapi tidak mengandung mikroorganisme hidup.
Fokus utama pupuk hayati adalah memperbaiki ekosistem tanah dengan memperkaya tanah melalui peningkatan aktivitas mikroorganisme.
Mikroba yang ada di dalam pupuk hayati membantu proses dekomposisi bahan organik, menyediakan nutrisi bagi tanaman, serta meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan.
Pupuk organik terutama berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Selain memperbaiki struktur tanah, pupuk organik memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Adapun seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, namun tidak secara aktif melibatkan mikroorganisme seperti pupuk hayati.
Bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Mikroorganisme ini membantu mempercepat proses penyerapan nutrisi dan menjaga keseimbangan biologis dalam tanah.
Pupuk organik bekerja dengan cara perlahan-lahan melepaskan nutrisi seiring proses dekomposisi bahan-bahan organik di dalam tanah. Nutrisi yang dilepaskan ini kemudian diserap oleh tanaman.
Karena mengandung mikroorganisme hidup, pupuk hayati dapat memberikan efek jangka panjang pada tanah dengan memperbaiki kondisi biologis tanah.
Pupuk ini membuat tanah menjadi lebih subur dari waktu ke waktu. Pupuk organik memperbaiki tanah secara fisik dan kimia, tetapi tidak memperkaya kehidupan mikroba di tanah.
Namun, manfaatnya tetap signifikan karena dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah dalam jangka panjang.
Alat pompa sirkulasi berfungsi untuk menjaga aliran oksigen dalam campuran dan mencegah terbentuknya zat berbahaya.
Sehingga, bisa merusak proses fermentasi. Pasang pompa di dasar ember, dengan posisi outlet pompa diarahkan ke atas.
Masukkan 5 liter jus limbah ke dalam ember besar yang akan digunakan sebagai bioreaktor.
Setelah itu, tambahkan 0,5 liter molase atau gula merah yang sudah dihancurkan, kemudian aduk hingga molase larut sempurna dalam campuran.
Setelah molase tercampur, masukkan 1 liter starter mikroba dan tambahkan 3,5 liter air ke dalam bioreaktor. Aduk kembali hingga semua bahan tercampur rata.
Setelah semua bahan masuk ke dalam ember, tutup rapat bioreaktor agar tetap steril dan terlindung dari kotoran serta serangga.
Hal ini penting untuk memastikan proses fermentasi berjalan dengan baik tanpa gangguan.
Pastikan pompa sirkulasi dihubungkan ke sumber listrik, lalu biarkan pompa menyala selama 3 hingga 5 hari.
Proses fermentasi akan terjadi selama periode ini, dan semakin banyak pupuk yang dibuat, semakin lama pula waktu inkubasinya.
Setelah fermentasi selesai, pupuk hayati siap digunakan. Pindahkan pupuk tersebut ke dalam wadah biasa (bukan wadah kedap udara) agar gas hasil fermentasi tidak terperangkap di dalam wadah.
Pupuk hayati ini siap digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Demikian cara membuat pupuk hayati yang dapat Anda lakukan dengan mudah di rumah, lengkap perbedaannya dengan pupuk organik. Selamat mencoba.***