SERAYUNEWS – Menjadi polisi bukan hanya soal menegakkan hukum, tetapi juga menghadapi risiko tinggi di lapangan.
Aiptu Raden Sutrisno Wibowo (49) adalah bukti nyata pengabdian tanpa batas. Meski mengalami tiga luka tembakan dan satu proyektil peluru masih bersarang di kakinya, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai anggota Provost Polresta Banyumas.
“Di kaki kanan saya ada satu proyektil peluru yang tidak bisa diambil. Jika dipaksakan, risiko kelumpuhan total bisa terjadi,” ujar Aiptu Bowo, Senin (10/2/2025).
Bowo mengalami tiga luka bekas tembakan, yakni di tangan kanan, dada kanan, dan kaki kanan yang hingga kini masih menyimpan proyektil peluru. Meski tidak lumpuh total, kondisi ini tetap berdampak pada kesehariannya.
“Saat tidak memakai sepatu, telapak kaki saya terlihat tidak bisa naik. Ketika cuaca dingin, rasanya nyeri. Dokter menyarankan untuk membiarkannya, karena risikonya terlalu besar,” ungkap ayah enam anak ini.
Meski mengalami kondisi tersebut, Bowo memastikan bahwa hal itu tidak menghambat tugasnya. “Saya sudah terbiasa, jadi tidak terlalu saya rasakan lagi,” katanya.
Luka-luka tersebut ia dapatkan saat berdinas di Resimen 3 Pelopor Kelapa Dua, Jakarta Timur. Pada tahun 2000, ia bertugas dalam Operasi Sadar Rencong di Aceh Timur, sebuah misi penyergapan dan penyelamatan anggota Brimob.
Saat bertugas di Aceh, ia dan tim berhadapan dengan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dari dua arah. Bentrokan bersenjata pun tak terhindarkan. Tiga anggota kepolisian menjadi korban, termasuk Bowo dan komandannya.
“Saya yang paling parah karena berada di posisi terakhir untuk mengevakuasi rekan-rekan dari truk. Tanpa kita duga, saya kena berondong tembakan dari kanan dan kiri. Saat tersadar, ada tiga peluru bersarang di tubuh saya,” ujarnya.
Bowo kemudian evakuasi dari Perlak ke Aceh, lalu ke Sumatera Utara menggunakan helikopter. Ia kehilangan banyak darah hingga membutuhkan enam kantong darah selama perjalanan. Setelah operasi di Rumah Sakit Polda Sumatera Utara, ia menjalani perawatan selama dua bulan.
“Bahkan, saya sempat dikabarkan meninggal di salah satu siaran televisi,” kenangnya.
Setelah pulih, Bowo mendapat tawaran dari Kapolri untuk kembali ke daerah asalnya. Ia pun memilih pulang ke Kabupaten Banyumas, meski harus menggunakan kursi roda.
“Alhamdulillah, berkat dukungan istri dan keluarga, saya kembali bersemangat,” katanya.
Kini, dengan semangat dan tekad yang kuat, Aiptu Raden Sutrisno Wibowo tetap setia mengabdi sebagai anggota kepolisian meski peluru masih bersarang di kakinya.