SERAYUNEWS – Ciacia adalah bahasa daerah di kota Baubau, Pulau Buton Sulawesi Tenggara, dipergunakan sekitar sekitar 93 ribu penutur.
Sayangnya masyarakat Ciacia tidak memiliki tradisi tulis. Sehingga dikuatirkan bahasa ini bisa mengalami kepunahan.
Satu-satunya tradisi tulis ditemukan dalam kutika, berupa coretan-coretan yang ditorehkan pada sepotong papan kayu atau kertas yang mirip seperti simbol.
Penggunaan aksara Korea berawal dari sebuah acara Simposium Internasional Pernaskahan ke-9 pada 5 sampai 8 Agustus 2005.
Saat itu Chun Tai-Hyun, ahli bahasa Malaysia, sekaligus Ketua Departemen Hunmin Jeonggeum Masyarakat Korea, bercanda bahwa bahasa Ciacia yang didengarnya mengingatkannya pada Korea.
Dikatakannya bahwa aksara hangul dapat digunakan sebagai aksara untuk bahasa Ciacia yang sedang dihadapkan pada risiko kepunahan.
Candaan ini ternyata direspons Wali Kota Baubau saat itu. Akhirnya aksara Hangul Korea diputuskan untuk dijadikan sistem tulisan bahasa Cia-Cia sejak tahun 2009. *** (O. Gozali)