SERAYUNEWS– Kabar menggembirakan datang dari dunia usaha kecil menengah Kabupaten Cilacap. CV Rajasa Mas Jaya, sebuah usaha kerajinan asal Maos, resmi melepas ekspor perdana produk tikar anyaman daun pandan ke Hongkong pada Rabu (20/8/2025). Momentum ini sekaligus menjadi tonggak penting bahwa produk lokal Cilacap mampu bersaing dan menembus pasar internasional.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Plt Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPKUKM) Cilacap, Paiman, bersama perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, serta pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Purwokerto dan Cilacap.
“Hari ini kita melepas ekspor ke Hongkong kerajinan tikar mendong sebanyak 7.000 picis. Harapan kami, ini bisa memotivasi para pengrajin lain untuk berani menembus pasar ekspor. Jadi, produk mereka tidak hanya dinikmati di dalam daerah, tapi juga di kancah internasional,” kata Paiman.
Lebih istimewa, ekspor kali ini juga melibatkan warga binaan pemasyarakatan. Sekitar 50 persen dari total produk merupakan hasil karya tangan mereka yang mendapat pelatihan keterampilan dari CV Rajasa Mas Jaya.
“Ke depan, pembinaan akan diperluas agar tidak hanya warga binaan, tapi juga masyarakat sekitar bisa lebih berdaya,” tambah Paiman.
Sementara itu, Bank Indonesia Purwokerto turut berperan aktif dalam mendampingi perjalanan ekspor ini melalui pelatihan ekspor, kurasi produk, business matching, fasilitasi pameran/expo, serta digitalisasi pemasaran UMKM melalui program onboarding.
Sinergi yang terbangun antara pelaku usaha, pemerintah daerah, instansi vertikal, dan Bank Indonesia mendorong terciptanya ekosistem ekspor terus diperkuat.
Bank Indonesia Purwokerto menegaskan bahwa keberhasilan ini akan semakin memperkuat komitmen BI untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat.
Lebih jauh, keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi UMKM lain untuk terus berinovasi, meningkatkan kualitas dan berani menembus pasar internasional.
Ke depan, KPwBI Purwokerto berkomitmen untuk memperkuat langkah dalam mewujudkan kontribusi bersama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah Banyumas Raya.
Perwakilan Lapas, Bima Sambudya, menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi warga binaan. “Kami cukup bangga bisa ikut menyukseskan kegiatan ekspor ini. Kerajinan warga binaan akhirnya bisa diterima hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan CV Rajasa Mas Jaya, Amalia Ayu, menuturkan bahwa pihaknya tidak berhenti pada satu pencapaian. Ia menegaskan, produk Cilacap memiliki potensi untuk menjangkau pasar lebih luas.
“Ke depan, kami tidak ingin hanya mengekspor ke satu negara. Saat ini sudah ada permintaan dari Italia, dan target kami membawa produk Cilacap ke seluruh dunia,” ujarnya sekaligus Owner Raja Serayu.
Menurut Ayu, persiapan ekspor ini dilakukan sejak Mei atau sekitar empat bulan. Selama proses tersebut, pihaknya membina masyarakat sekaligus warga binaan hingga target 7.000 produk terpenuhi. Ia menambahkan, Hongkong bukanlah satu-satunya pasar yang sudah dijajaki.
“Ini kontainer ketujuh yang berangkat. Sebelumnya kami sudah mengirim ke Arab Saudi, Riyadh, Dubai, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Ekspor sempat tertunda akibat Covid-19, dan kini bisa terwujud kembali,” ungkapnya.
Langkah CV Rajasa Mas Jaya ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa kreativitas, kerja sama, dan pemberdayaan masyarakat dapat membuka pintu rezeki yang lebih luas, sekaligus mengharumkan nama Cilacap di kancah internasional.