
SERAYUNEWS – Kabupaten Cilacap memastikan produksi beras tahun 2025 tetap surplus meski dalam beberapa pekan terakhir wilayah ini diterpa banjir dan longsor.
Dinas Pertanian memprediksi Cilacap masih mampu mencatat surplus 280 ribu hingga 300 ribu ton beras sepanjang tahun.
Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Sigit Widayanto, menegaskan kondisi ini menunjukkan kuatnya ketahanan pangan daerah, meski sebagian wilayah pertanian terdampak bencana.
“Produksi padi di Kabupaten Cilacap alhamdulillah masih cukup bagus. Prediksi kami masih bisa surplus 280 ribu sampai 300 ribu ton di tahun 2025, meskipun beberapa waktu ini ada ratusan hektar lahan yang terendam banjir dan terdampak longsor,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).
Surplus pangan tetap terjaga meski curah hujan tinggi memicu banjir di berbagai kecamatan. Kecamatan Wanareja menjadi wilayah terparah dengan 530 hektare sawah terendam.
Sebagian besar tanaman padi berusia 7–14 hari setelah tanam, bahkan ada yang masih tahap pesemaian sehingga rawan mati.
“Kalau ini berlarut tanpa surut-surut, ya kemungkinan besar pertanamannya menjadi mati,” tegas Sigit.
Padahal capaian Luas Tambah Tanam (LTT) bulan ini tergolong progresif dengan realisasi 14.800 hektare dari target 21 ribu hektare. Banjir yang meluas membuat capaian tersebut terhambat.
Selain banjir, longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, menimbun 2,73 hektare sawah. Tanaman padi yang baru berusia dua minggu tidak berhasil diselamatkan.
Estimasi kerugian:
Dinas Pertanian melakukan inventarisasi kerusakan serta menyiapkan langkah pemulihan, meliputi:
Cilacap memiliki 66 ribu hektare lahan baku sawah dengan indeks pertanaman IP2 (dua kali tanam). Peningkatan ke IP3 sedang dipersiapkan sebagai strategi memperkuat ketahanan pangan daerah.
Sigit berharap intensitas hujan kembali normal dan proses pemulihan dapat berjalan maksimal.
“Kami juga berdoa bersama, mudah-mudahan hujannya tidak lebat seperti kemarin-kemarin sehingga sawah bisa segera pulih kembali,” pungkasnya.