SERAYUNEWS- Berikut ini informasi tentang contoh teks kultum menyambut bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah momen yang selalu umat Muslim di seluruh dunia nantikan. Bulan penuh berkah ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan ibadah, memperbaiki diri, dan meraih pahala sebanyak-banyaknya.
Tak heran, banyak orang yang menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita, termasuk dengan menyampaikan kultum atau ceramah singkat tentang keistimewaan bulan suci ini.
Kultum Ramadhan adalah singkatan dari kuliah tujuh menit yang biasanya disampaikan menjelang atau setelah salat di bulan Ramadhan.
Kultum ini berisi ceramah singkat tentang berbagai topik keislaman, seperti keutamaan puasa, akhlak mulia, ibadah, atau motivasi untuk meningkatkan ketakwaan.
Biasanya, kultum Ramadhan berlangsung sebelum salat tarawih, setelah salat subuh, atau menjelang berbuka puasa. Durasinya singkat, hanya sekitar 5–10 menit.
MENYAMBUT RAMADHAN DENGAN CINTA
Oleh: H. Syarif, S.Ag, M.Pd.I
(Kasi Urais Kemenag OKU Timur)
Demi cinta-Nya pada manusia, Allah Swt. membuka banyak saluran dan jalan bagi
keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya lewat ramadhan, bulan di mana Allah membuka selebar-lebar pintu cinta-Nya pada manusia.
Allah Swt. adalah dzat pemilik cinta tak bersyarat, Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa
mengharap balasan apapun. Allah selalu mencintai hamba-Nya walaupun hamba itu berbuat dhalim dan terus membangkang perintah-Nya.
Sebaliknya, cinta manusia adalah cinta karena sesuatu. Manusia mencintai sesuatu karena sesuatu itu ada manfaat baginya. Manusia beramal karena ingin mendapat balasan dan kebaikan.
Demi cinta-Nya tersebut, Allah Swt. membuka jalan bagi keselamatan dan kebahagiaan
manusia. Salah satunya adalah dengan karunia Ramadhan sebagai bulan istimewa.
Jadi, tak berlebihan bila ramadhan dikatakan sebagai bulan cinta, bulan di mana Allah Swt. membuka pintu-pintu kecintaan-Nya.
Tanda cinta dari Allah Swt. ini, digambarkan dengan sangat tepat oleh Rasullullah saw.
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azzawajallah memandang semua hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdo’a kepada-Nya.”
Hadirin demikianlah, Ramadhan adalah bulan di mana Allah Swt. memanggil semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakekat hidup sebenarnya.
Ada perumpamaan menarik dari seorang ulama, bahwa manusia ibarat anak-anak yang keluar dari rumah untuk bermain-main di halaman di dunia ini.
Dalam QS. Al-An Am ayat 32 Allah berfirman, artinya, “Dan kehidupan di dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Ka’bah disebut sebagai rumah Allah (Baitullah), karena ke sanalah para jamaah
haji berangkat, meninggalkan segala urusan di dunia mereka. Ramadhan pun disebut sebagai bulan Allah, karena pada bulan itulah kita pulang, meninggalkan halaman permainan.
Selama kita asyik bermain, sibuk membeli jajanan yang bermacam-macam: kekayaan, kekuasaan, kekuyuran, atau kesenangan duniawi lain. Kita lupa bahwa ada makanan lain yang lebih sehat dan lezat.
Pada bulan Ramadhan itulah Allah telah mempersiapkan makanan berupa
rahmat dan kasih sayang-Nya bagi kita yang bermain terlalu jauh dari rumah.
Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan ramadhan sama artinya
dengan bahgia bertemu Allah.
Konsekuensinya jelas , “ Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah , maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barang siapa tidak mencintai pertemuan denga Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya. “(Arti HR Bukhari).
Bila cinta Allah, kita harus menyambut apapun yang datang dan diserukan-Nya,
termasuk Ramadhan. Dalam ihya ulumuddi, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya.
Al-Ghazali menulis, “Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah Swt. tetapi ia tidak mencintai rasul-Nya; bohonglah orang yang mengaku mencintai Rasul-Nya, tetapi ia tidak mencintai kaum fakir dan miskin; dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga, tetapi ia tidak mau mentaati Allah Swt.”
Karena itu, Rasulluh Saw. dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Sa’ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya, termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lain.
Siti Aisyah berkata, “ Tidak pernah Rasulullah saw. berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan sa’ban, da kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa. (HR Bukhari Muslim).
Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia
menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalankan Ramadhan.
Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai-
nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.
Demikian informasi tentang contoh teks kultum menyambut bulan Ramadhan. Semoga informasi ini bermanfaat. ***(Ika Sriani)