SERAYUNEWS– Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) rupanya masih menjadi momok bagi pengusaha peternakan sapi khususnya di wilayah Cilacap. Soalnya penyakit ini masih merebak di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten Cilacap.
Meskipun hewan yang terjangkit bisa disembuhkan, namun dapat mengurangi nilai jual jika terdapat hewan yang terjangkit. Terlebih pada musim menjelang hari raya kurban atau Iduladha 1444 H ini, permintaan hewan kurban seperti sapi meningkat. Tak ingin mengambil risiko dan rugi besar, sejumlah pedagang sapi di Cilacap memilih membatasi stok barang.
“Lebaran tahun 2023 ini, kita mengurangi stok sekitar 50 persen. Ini untuk antisipasi aja soalnya masih marak LSD. Jadi harga bisa anjlok kalau ada yang kena,” ujar Kasiwan, Pedagang Sapi wilayah Hutan Payau, Tririh Kulon Cilacap, Sabtu (10/6/2023).
Menurutnya, untuk Lebaran tahun ini ia membatasi stok hewan kurban lebih dari 50% dibanding tahun sebelumnya. Di kandang Kasiwan, saat ini ada sekitar 50 ekor sapi yang siap jual. Padahal pada Lebaran tahun sebelumnya, ia menyediakan sapi lebih dari 100 ekor.
“Tahun kemarin meski musim PMK (penyakit mulu dan kuku) bisa menyediakan 100 ekor lebih. Namun saat ini kita batasi, cari aman saja, supaya tidak rugi besar,” imbuhnya.
Ada beberapa jenis sapi yang dijual di kandang milik Kasiwan, yaitu jenis Sapi Limosin, Simental, Cross dan Madura Cross. Sedangkan harga yang ditawarkan mulai dari Rp22 juta sampai Rp28 juta/ekor. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menyediakan sapi hingga harga hampir Rp40 juta.
Di kandang Kasiwan, kesehatan sapi terjaga dengan baik, selain memperhatikan kebersihan dan ekstra makanan. Sapi di sana juga diberikan nutrisi dan vitamin tambahan, sehingga kualitas sapi di kandang ini jadi incaran para konsumen terutama di musim Lebaran kurban ini.
“Harapannya dari perintah lebih surveilance ke kandang kandang, karena karena peternak kadang ada yang berani ngomong dan tidak untuk melaporkan kasus setiap peternakan, intinya lebih mendukung kesehatannya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Susilan mengatakan, bahwa kebutuhan hewan kurban di Cilacap tahun 2023 ini dipastikan tercukupi, dengan kebutuhan sapi sekitar 5700 ekor.
“Prediksi tahun ini kurang lebihnya sama dengan tahun lalu dan bisa jadi lebih banyak. Kalau tahun lalu kebutuhan hewan kurban sapi sekitar 5.756 ekor dan kerbau 2 ekor, kambing 12.740 ekor dan domba sekitar 565 ekor,” ujarnya.
Selain memastikan ketersediaan hewan kurban, Dinas Pertanian juga mengawasi keluar masuk hewan di perbatasan Kabupaten Cilacap. Langkah ini dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi hewan berpenyakit masuk ke Cilacap, karena saat ini masih marak penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di sejumlah daerah.
“Kita akan pantau di lapangan, berkoordinasi dengan Stasiun Karantina Pertanian Cilacap, maupun Dinas Peternakan Provinsi, untuk memastikan ternak yang masuk, supaya masyarakat yang akan membeli hewan kurban lebih aman dan nyaman,” terangnya.