SERAYUNEWS – Ramai perbincangan soal berhentinya pemutaran lagu instrumental Bengawan Solo di Stasiun Solo Balapan.
Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 pun membenarkan bahwa lagu tersebut sudah tidak lagi diperdengarkan sejak sebulan terakhir.
Namun berbeda dengan di Solo, sejumlah stasiun di wilayah Daop 5 Purwokerto masih setia memutarkan lagu ikonik “Di Tepinya Sungai Serayu”.
Manager Humas Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro, memastikan bahwa lagu khas Banyumas itu tetap mengalun di stasiun.
“Masih diperdengarkan. Kalau yang Daop lain saya tidak tahu,” jelas Krisbiyantoro, Kamis (28/8/2025).
Lagu keroncong Di Tepinya Sungai Serayu merupakan karya seniman Banyumas, R. Soetedja Poerwodibroto.
Lagu ini sudah lama dikenal sebagai musik penyambut kedatangan kereta api di Stasiun Purwokerto.
Lirik dan melodinya menggambarkan keindahan Sungai Serayu yang membelah Banyumas dengan latar megah Gunung Slamet.
Instrumen lagu tersebut sudah bertahun-tahun menjadi ciri khas di stasiun wilayah Daop 5 Purwokerto.
Biasanya, lagu ini diputar saat kereta datang maupun berangkat, sekaligus menjadi identitas kultural daerah Banyumas yang tetap dilestarikan.
Sementara itu, pihak Daop 6 Solo menjelaskan bahwa penghentian pemutaran Bengawan Solo sudah dilakukan sejak Juli lalu sebagai bagian dari evaluasi internal. Meski begitu, hingga kini belum ada alasan resmi yang dijelaskan ke publik.