SERAYUNEWS – Sebagian orang mungkin masih merasa asing dengan istilah “trilogi”. Secara sederhana, trilogi adalah serangkaian gagasan atau konsep yang dituangkan dalam tiga bagian yang saling terhubung dan saling mendukung.
Dalam dunia sastra, trilogi diartikan sebagai serangkaian karya yang terdiri dari tiga bagian yang berhubungan erat dan mengembangkan satu tema utama. Namun, trilogi tidak hanya terbatas pada sastra, konsep ini juga diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang penerapan trilogi dalam berbagai aspek kehidupan, penting untuk memahami terlebih dahulu makna dari trilogi itu sendiri. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), trilogi adalah serangkaian karya sastra yang terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema utama.
Secara lebih luas, trilogi bisa diartikan sebagai tiga elemen yang saling berkaitan dan saling mendukung. Ketiga elemen ini dirancang untuk saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain, sehingga membentuk sebuah konsep yang utuh dan mendalam.
Konsep trilogi ini dapat ditemukan atau diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam pendidikan, seni, dan pembangunan.
Istilah trilogi sering muncul ketika sebuah karya sastra memiliki kelanjutan yang terdiri dari tiga bagian, di mana setiap bagian tetap mempertahankan tema yang sama melalui karakter-karakter yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
Contoh trilogi dalam sastra Indonesia adalah karya Ahmad Tohari yang terdiri dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), dan Jentera Bianglala (1986). Karya ini mendapatkan penghargaan Yayasan Buku Utama pada tahun 1986.
Trilogi pembangunan adalah serangkaian tiga gagasan utama yang menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial nasional.
Gagasan ini dicanangkan untuk memandu pembangunan negara, yang meliputi stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, memiliki semboyan terkenal yang dikenal sebagai Trilogi Pendidikan. Trilogi ini meliputi:
Trilogi bukan hanya sekadar konsep yang terbatas pada karya sastra, tetapi juga memiliki penerapan luas dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan dan pembangunan.
Dengan memahami dan menerapkan trilogi, kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih holistik dan mendalam dalam setiap aspek kehidupan, sehingga memungkinkan tercapainya keseimbangan dan keberhasilan yang lebih signifikan.***