Purwokerto, serayunews.com
Pegiat Lingkungan dan Ketua LMDH Madyo Laras, Kiswan mengatakan, dugaannya kerusakan tersebut akibat pemasangan pipa sepanjang 20 kilometer dari Pulosari, Pemalang, melewati Gunung Slamet di Banyumas dan Purbalingga.
Menurut informasi, proyek tersebut menggunakan APBN dengan nilai Rp22 miliar melalui Kementerian PUPR.
“Dari hasil investigasi kami, hutan lindung Gunung Slamet di Kecamatan Kedungbanteng ini mengalami kerusakan. Tepatnya di tiga sumber mata air di tengah hutan Rima Gunung Slamet, dengan ketinggian di atas 1.800 Mdpl,” kata Kiswan, Selasa (11/10/2022).
Kata Kiswan, saat timnya mendatangi kawasan tersebut ada dua titik longsor di Igir Duwur dan Igir Pakis.
“Temuan longsor ini kita dapati Sabtu kemarin. Untuk Igir Duwur dua sumber, sedangkan Igir Pakis satu sumber,” ujarnya.
Humas Perhutani KPH Banyumas Timur, Rahman menyampaikan, pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan setempat bakal melakukan pengecekan ke hutan Gunung Slamet yang mengalami kerusakan.
“Rencananya, kami akan ke lokasi bersama-sama, untuk memastikan penyebab sebenarnya,” ujarnya.
Kepala Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Mahmud memastikan, tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu ke pihak desa, terkait pelaksanaan proyek tersebut. Bahkan dia memastikan, belum ada izin baik secara lisan maupun tulisan.
“Katanya, kemarin ada izin ke kecamatan. Tapi itu izinnya, hanya membawa material,” kata dia.