SERAYUNEWS–Hujan deras tak menyurutkan semangat ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Banyumas untuk menggelar aksi dan orasi di Alun-alun Purwokerto, Jumat (17/10/2025). Mereka turun ke jalan untuk mengkritisi satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Aksi tersebut diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), AMIKOM, dan sejumlah kampus lainnya yang tergabung dalam Aliansi Banyumas Raya.
Pamungkas Handika, perwakilan dari BEM Unsoed, menyampaikan bahwa aksi kali ini menjadi momentum untuk mengawal lima tuntutan konkrit terhadap pemerintah.
“Orasi dan aksi hari ini menyambut satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo dan Gibran, di mana problematika yang kami kawal meliputi lima tuntutan yang kongkret,” ujarnya di tengah hujan deras.
Pamungkas memaparkan, tuntutan pertama adalah pembubaran berbagai komando distrik di setiap teritorial yang dinilai menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Dominasi sipil mulai terkikis oleh militer seperti masa Orde Baru. Ini yang kami khawatirkan,” kata dia.
Kedua, mahasiswa menyoroti persoalan pemerataan dan akses pendidikan yang dinilai masih timpang.
Ketiga, mereka mendesak agar kebebasan pers dan pembebasan aktivis yang dikriminalisasi segera ditegakkan.
“Sampai hari ini, masih ada aktivis yang belum dibebaskan. Ini bentuk kemunduran demokrasi,” ujar dia.
Keempat, mahasiswa menyoroti isu lingkungan dan agraria. Mereka menilai pembangunan yang dilakukan pemerintah belum memperhatikan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
“Eksploitasi sumber daya alam terus terjadi, padahal tiga aspek itu ekonomi, sosial, dan lingkungan seharusnya jadi hal utama,” katanya.
Sementara tuntutan kelima, mahasiswa menyinggung kebijakan lokal, termasuk percepatan Undang-Undang Apresial terkait tunjangan DPRD Banyumas yang diatur dalam Perbup Banyumas Nomor 9 Tahun 2024.
“Kondisi ekonomi masyarakat saat ini butuh perhatian serius pemerintah. DPRD seharusnya mewakili rakyat, bukan justru mengabaikan mereka,” ujar Pamungkas.
Meski hujan mengguyur sepanjang aksi, massa tetap bertahan hingga sore hari sambil meneriakkan yel-yel dan membawa berbagai spanduk berisi kritik sosial.