SERAYUNEWS– Nusakambangan yang selama ini dikenal sebagai pulau penjara kini bersiap bertransformasi menjadi sentra industri pemasyarakatan dan ketahanan pangan nasional. Dalam kunjungan kerjanya pada Kamis (3/7/2025), Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS), Drs. Mashudi, melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan pabrik batako berbahan FABA (Fly Ash Bottom Ash) sebagai salah satu langkah konkret menuju lapas produktif, mandiri, dan ramah lingkungan.
Kunjungan Dirjen PAS ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi program Ketahanan Pangan Pemasyarakatan yang saat ini tengah digalakkan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Dalam kesempatan itu, turut mendampingi rombongan kunjungan antara lain Kepala BPSDM Imigrasi dan Pemasyarakatan, Direktur Pembimbingan Kemasyarakatan, Kasubdit Kerja Sama, Kasubbag Tata Usaha Pimpinan dan Protokol, serta para stakeholder lainnya. Peninjauan juga diikuti oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Jawa Tengah beserta seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis se-Nusakambangan.
Pabrik batako FABA yang tengah dibangun ini menjadi inovasi penting dalam pengelolaan limbah industri yang diolah menjadi produk bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Keberadaan pabrik ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan serta produktivitas warga binaan sekaligus mendukung program keberlanjutan di lingkungan lapas.
“Semua kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya peningkatan kemandirian dan produktivitas warga binaan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional. Progres pembangunan pabrik batako FABA ini kami pantau secara langsung agar dapat berjalan sesuai target, dan diharapkan bisa memberikan dampak positif secara luas, tidak hanya bagi lingkungan Nusakambangan, tapi juga bagi pemasyarakatan secara keseluruhan,” ujar Mashudi.
Namun tidak berhenti di proyek pabrik batako saja, kunjungan Dirjen PAS juga menyasar berbagai unit kegiatan ketahanan pangan lainnya di sejumlah lapas di Pulau Nusakambangan. Di antaranya adalah:
– Kegiatan pertanian dan peternakan produktif di Lapas Terbuka
– Pabrik pupuk kandang di Lapas Batu
– Balai Latihan Kerja dan kegiatan konveksi di Lapas Besi
– Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Lapas Kembangkuning
– Tambak udang di Lapas Pasir Putih dan Pantai Bantar Panjang
– Peternakan kambing dan ayam di Lapas Permisan
Dirjen PAS menegaskan bahwa pemberdayaan warga binaan menjadi prioritas utama, agar mereka memiliki keterampilan ketika kembali ke masyarakat.
“Kami tidak ingin warga binaan keluar dari lapas tanpa keterampilan. Kami ingin mereka kembali ke masyarakat dengan martabat dan kemampuan untuk mandiri,” tegasnya.
Melalui kunjungan ini, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ingin memastikan bahwa seluruh program ketahanan pangan dan produktivitas warga binaan berjalan dengan optimal dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik bagi warga binaan itu sendiri maupun untuk institusi pemasyarakatan secara keseluruhan.
Nusakambangan kini tak lagi hanya identik dengan sel tahanan, tetapi juga dengan harapan, produktivitas, dan masa depan yang lebih baik bagi para warga binaan.