Advertisement
Advertisement
Kepada polisi Slamet menceritakan, bahwa usai aktivitas di sawah dia mandi di sungai dekat sawahnya. Setelah itu dia melihat seperti orang terapung. Setelah didekati dan dipastikan, dia kemudian menyampaikan kepada rekannya Rudi. Selanjutnya diteruskan ke perangkat desa setempat.
“Setelah di dekati oleh saksi satu, dan dipastikan orang dalam posisi terungkap, kemudian memberitahukan kepada warga lain,” kata Kapolsek Purbalingga, AKO Nur Susalit, Rabu (16/12/2020).
Setelah mendapatkan laporan, anggota Polsek Purbalingga mendatangi lokasi. Disusul oleh tim inavis dan tenaga medis Puskesmas setempat. Hasil pemeriksaan di lokasi, petugas tidak menemukan identitas pada mayat laki-laki itu.
Disampaikan, ciri-ciri mayat tersebut yakni berusia sekitar 35-40 tahun. Berbadan gempal, dengan tinggi sekitar 150 cm, dan rambut lurus panjang sebahu. Saat itu sedang mengenakan kaos pendek warna hijau berlogo reebok, celana jean warna biru motif bunga dipaha kanan. Ada tahi lalat di ujung bawah mata kanan.
“Tidak ditemukan identitas pada diri korban,” katanya.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan oleh tim inavis dan tim medis. Empat dokter yang memeriksa, masing dr Khamsudin Akhsan, dr Husnqri, dr Achfi, dr Lucky P. Korban dinyatkan sudah meninggal. Namun tidak ditemukan tanda-tanda luka yang mencurigakan. Kemudian pengecekan rongga paru, hasil visum VER diduga karena kekurangan oksigen dirongga paru, luka robek di telinga kanan 3 cm, luka lecet dikelopak mata kanan dan lecet dipipi kiri.
“Karena tidak ada tanda luka penganiayaan, diduga korban meninggal murni kecelakaan,” katanya.
AKP Nur Susalit menambahkan, karena tidak ditemukan identitas, maka jenazah masih ssmayamkan di rumah sakit. Menunggu sampai tiga hari, ketika tetap tidak diketahui keluarganya maka dimakamkan di wilayah setempat.
“Jenazah masih di rumah sakit RSUD Goeteng Taroenadibrata, nanti tiga hari kita sebar informasi, jika tidak ditemukan keluarganya maka dimakamkan,” katanya.