SERAYUNEWS– Sebanyak 18 anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap mendapatkan bantuan sumur bor dari PT PLN Indonesia Power Adipala PGU. Proses pengeboran dilakukan secara bertahap dan telah dimulai sejak Senin (6/11/2023).
Selama dua hari pengerjaan, sudah dilakukan pengeboran di enam titik yang sudah mengeluarkan air bersih dan sudah dapat digunakan untuk mengairi kolam-kolam ikan milik warga.
“Bantuan ini sudah merupakan kewajiban sosial kami untuk memberi nilai tambah kepada warga atau lingkungan di sekitar perusahaan,” ujar Manajer Administrasi PLN Indonesia Power Adipala, Yus Sudiono saat serah terima sumur bor pada Rabu (8/11/2023).
Yus menambahkan, program kali ini merupakan kelanjutan dari program yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pembuatan pakan ikan dan pemberian mesin pompa.
Selanjutnya Yus berharap, PLN Indonesia Power bisa ikut terlibat dalam menciptakan pasar dari hasil budidaya warga Wlahar. Dengan demikian akan tercipta kemandirian masyarakat dalam hal perekonomian.
Kepala Desa Wlahar, Samin pada kesempatan tersebut mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pendampingan yang telah dilakukan PLN Indonesia Power Adipala, termasuk kepada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) kali ini.
Menurutnya, masalah pengairan masih menjadi salah satu kendala dalam usaha budidaya ikan air tawar dengan terpal mengingat pengairan dengan mengandalkan irigasi masih kurang memadai.
Meski demikian, dalam sekali panen, salah seorang petani ikan mengaku dapat menghasilkan lebih dari dua kuintal dengan tebaran benih 600 ekor bibit gurameh. “Setahun satu kali panen. Dan biasanya tahun baru kita panen,” lanjutnya.
Prosesi serah terima ini sekaligus untuk memonitor pekerjaan pengeboran yang dilakukan di salah satu kolam yang berada di halaman rumah warga.
“Dua hari kemarin, sudah selesai pengeboran di enam titik. Padahal target per harinya hanya satu titik. Hari ini kita mulai mengerjakan titik ke-tujuh. Jika semua bisa dilaksanakan tanpa kendala, ke-delapan belas titik akan bisa selesai lebih awal,” ujar Divisi Program Lazismu, Riyanto Eko Saputro, yang didapuk untuk melakukan pendampingan pada pembuatan sumur bor ini.
Setelah melakukan monitoring, PLN Indonesia Power Adipala juga diajak untuk menyaksikan proses pengecekan kualitas air hasil pengeboran dengan cara yang sederhana menggunakan air teh.
Caranya, dua buah gelas diisi oleh air sebanyak setengah gelas. Gelas pertama diisi dengan air yang berasal dari hasil pengeboran dalam (air bawah), sementara gelas kedua diisi dengan air bening yang diambil dari hasil pengeboran yang tidak terlalu dalam (air atas).
Selanjutnya kedua gelas tersebut dicampur dengan air teh yang telah disiapkan sebelumnya. Hasilnya, air di gelas pertama berubah warna seperti air teh, sedangkan air di gelas kedua langsung berubah warna menjadi gelap, menghitam.
Semakin cepat perubahan yang terjadi pada air teh menunjukkan semakin tinggi kandungan kimiawi air tersebut. Bila perubahannya lambat, maka kandungan kimiawinya lebih sedikit, namun tetap kurang baik untuk dikonsumsi.
Cara pengujian kualitas air menggunakan air teh adalah cara sederhana yang dapat dilakukan di mana saja. Karena, meskipun air terlihat jernih dan tidak berbau, tapi belum tentu aman dan memenuhi syarat kesehatan atau tidak.
“Air yang jernih warnanya akan tetap seperti warna teh. Berbeda dengan ini yang baru keluar dari tanah, airnya berubah menjadi hitam,” pungkas Wartono, Ketua Pokdakan Mina Lestari sambil membandingkan kedua gelas yang berbeda warna tersebut.