Purwokerto, serayunews.com
Ketua DPD II Partai Golkar Banyumas, Arif Dwi Kusuma Wardhana mengatakan, komunikasi yang terjalin masih informal. Misalnya, Wabup Sadewo yang memang sering bertemu dalam acara di DPRD, beberapa kali mengatakan supaya Golkar bersama dengan PDIP dalam pilkada nanti. Walaupun terkesan dengan nada guyonan, namun selalu diulangi dalam setiap pertemuan.
“Kalau dengan Pak Sadewo sudah biasa berkomunikasi, baliau kan suka guyonan dan santai orangnya. Jadi setiap bertemu selalu mengatakan, ‘Aja kelalen dukung aku, wis karo PDIP bae’,” kata Arif menirukan ucapan Sadewo.
Sedangkan dengan Ma’ruf, Arif mengatakan, ia bersama beberapa rekan pengurus Golkar mendapat undangan untuk bertemu. Hanya saja dalam pertemuan tersebut, Ma’ruf Cahyono belum secara terang-terangan menyatakan niatnya untuk maju dalam Pilkada Banyumas. Perbincangan yang terjalin sebatas tentang kegiatan Ma’ruf sebagai sekjen MPR RI serta perbincangan politik secara makro.
“Sekitar sebulan lalu, Pak Ma’ruf mengundang kita, hanya makan-makan dan ngobrol santai saja. Karena beliau tidak memulai membuka tentang niatnya untuk maju dalam Pilkada Banyumas, maka kita juga tidak bertanya. Meskipun sebenarnya sudah banyak baliho-baliho bergambar beliau yang tersebar di Banyumas,” jelas Pangki, sapaan Arif Dwi Kusuma.
Dari pertemuan tersebut, Pangki menyebut Ma’ruf sebagai sosok yang cerdas dan memiliki wawasan luas. Ia juga sudah terbiasa melayani dalam tugasnya, sehingga tidak akan canggung jika harus melayani rakyat nantinya, sebab kepala daerah tugasnya adalah melayani rakyat. Hanya saja, jika memang Ma’ruf berniat maju sebagai kandidat calon bupati, maka harus mendapat pendamping wakil bupati yang siap berperan sebagai eksekutor.
“Bagi Golkar, yang terpenting calon bupati itu terbuka dan mau menerima masukan,” ucapnya.
Berbeda dengan Golkar, DPD PKS Banyumas dan DPC Partai Gerindra Banyumas mengaku belum ada komunikasi dengan calon manapun. Ketua DPD PKS Banyumas, Setya Arinugroho mengatakan, sampai saat ini belum ada kandidat bupati yang berkomunikasi secara resmi dengan PKS. Menurutnya, hal tersebut kemungkinan karena rentang waktu yang masih panjang dan saat ini partai juga sedang fokus pada verifikasi serta kelengkapan persyaratan.
“Pilkada ini kan sehabis pileg (tahun 2024), sehingga modal politiknya akan terlihat dari capaian pileg, mungkin kandidat bupati masih menunggu itu. Hanya saja, jangan lupa bahwa peserta pemilu adalah parpol, sehingga idealnya partai-partai disapa terlebih dahulu,” kata Setya Ari.
Lebih lanjut Ari menjelaskan, untuk menggunakan jalur independen cukup berat. Sedangkan partai politik sudah memiliki mesin partai yang sama-sama sudah teruji.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris DPC Partai Gerindra Banyumas, Rachmat Imanda. Ia mengatakan sampai saat ini belum ada kandidat bupati yang berkomunikasi dengan Gerindra. Menurutnya, ada kemungkinan para calon lebih memilih untuk bersilaturahmi terlebih dahulu dengan masyarakat guna menaikkan popularitasnya. Hanya saja, pada akhirnya dukungan partai tetap menjadi penentu seorang kandidat bisa maju atau tidak.
“Kalau saya sendiri terus terang belum tahu apakah Sekjen MPR RI yang gambarnya banyak terpasang di baliho itu mau nyalon bupati atau tidak, karena ada kemungkinan juga untuk maju sebagai DPR RI ataupun DPD. Jadi di internal Gerindra sendiri sama sekali belum ada pembahasan tentang kandidat-kandidat bupati,” tegasnya, Rabu (2/11/2022).